Jakarta - Komisi Tinggi untuk Pengungsi Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNHCR PBB) menyebut satu juta warga Ukraina kini telah mengungsi akibat agresi militer Rusia.
"Hanya dalam waktu tujuh hari, kami menyaksikan eksodus satu juga pengungsi dari Ukraina ke negara tetangga mereka," tulis Komisioner UNHCR, Filippo Grandi, di akun Twitternya, Rabu 2 Maret 2022.
Dia meminta otoritas terkait agar menyudahi agresi militer Rusia ke Ukraina karena akan menimbulkan korban jiwa yang tak berdosa.
"Akan ada lagi jutaan lainnya di Ukraina. Ini saatnya menghentikan tembakan sehingga bantuan kemanusiaan bisa dilakukan," ujar Filippo.
Sebelumnya, Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) membeberkan total sudah 136 orang tewas jadi korban serangan udara termasuk rudal Rusia.
Dari jumlah itu, 13 yang tewas merupakan anak-anak yang tidak tau apa-apa.
Sementara jumlah korban luka-luka mencapai 400 orang, termasuk 26 anak-anak.
Juru bicara Komisi Hak Asasi Manusia PBB, Liz Throssell mengatakan bahwa mayoritas korban disebabkan oleh ledakan serangan udara dengan area terdampak yang luas.
Ledakan itu berasal dari artileri dan roket serta misil pesawat tempur di sejumlah wilayah Ukraina.
"Ini merupakan korban yang sudah kami cek ulang. Angka sebenarnya diperkirakan jauh lebih banyak," tutur juru bicara Komisi Hak Asasi Manusia PBB, Liz Throssell, Selasa 1 Maret 2022.
Jumlah itu berbeda jauh dari yang dilaporkan Layanan Darurat Ukriana.
Badan tersebut melaporkan bahwa lebih dari 2.000 warga sipil tewas akibat gempuran Rusia selama tujuh hari sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi pada Kamis pekan lalu.
"Lebih dari 2.000 warga Ukraina tewas, tak termasuk pasukan kami," demikian pernyataan Layanan Darurat Ukraina.
Badan itu menyatakan, banyak korban warga sipil berjatuhan karena gempuran Rusia tak pandang lokasi. Selain instalasi militer, berbagai situs sipil juga jadi sasaran. []