Medan - Lagi ramai ya, sebuah film dengan latar belakang Danau Toba dan Batak, berjudul Ngeri-ngeri Sedap.
Anda pasti akan mendengar ada sapaan `Horas` di film yang dibesut Bene Dion Rajagukguk itu.
Nah, dalam budaya orang Batak kata itu ada maknanya. Sub etnis lainnya, seperti Simalungun, Pakpak, Karo, Mandailing dan Angkola, juga ada salam yang sering diucapkan
Salam bisa diucapkan saat bertemu teman, atau saudara. Kini lazim juga disampaikan oleh pejabat saat memulai dan selesai menyampaikan sambutan dalam acara-acara resmi.
Kalau di Batak Toba, Simalungun, Mandailing dan Angkola disebut awalnya dengan Horas. Pakpak salamnya adalah Njuah-njuah, dan Karo salamnya Mejuah-juah.
Lantas apa makna dari kata atau salam khas itu. Ini singkatnya, yang diolah dari berbagai sumber.
Kalau di Karo, Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin. Aman, damai, bersemangat serta keseimbangan, dan keselarasan antara manusia dan manusia, antara manusia dan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhannya.
Baca juga:
Sutradarai Film Ngeri Ngeri Sedap, Bene Dion Bawa Misi Khusus untuk Tanah Batak
Bagi orang Batak Toba, salam Horas itu adalah suatu cita-cita atau harapan yang menggambarkan bahwa setiap orang Batak harus hidup saling mengasihi.
Karena inilah jalan yang terbaik dan diwujudkan dengan seia sekata supaya kita mendapat berkat selama hidup kita.
Jadi, kalau ada seseorang mengucapkan salam Horas kepada Anda, sahutlah dengan mengucapkan Horas juga. Itu tandanya menciptakan suasana yang bersahabat dan bersemangat.
Bahasa Pakpak yang banyak ditemui di Kabupaten Dairi, Njuah-njuah adalah sapaan yang juga sering didengar di acara formal dan non-formal. Njuah-njuah bermakna sehat selalu.
Secara lengkap penyebutan untuk masing-masing puak tersebut bisa lebih panjang seperti di bawah ini:
1. Pakpak: Njuah-njuah Mo Banta Karina
2. Karo: Mejuah-juah Kita Krina
3. Toba: Horas Jala Gabe Ma di Hita Saluhutna
4. Simalungun: Horas Banta Haganupan
5. Mandailing dan Angkola: Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu.[]