Jakarta - Komisi III DPR RI melakukan uji kepatutan dan kelayakan 14 calon anggota Komnas HAM periode 2022-2027 pada Jumat, 30 September 2022. Salah satu kandidat adalah Saurlin P Siagian.
Saurlin merupakan aktivis dari Sumatra Utara, seorang pria Batak Toba yang dinilai memiliki pengalaman panjang dan kemampuan di atas rata-rata, sesuai pengakuan anggota Komisi III dari PKS Muhammad Nasir Djamil.
"Kalau saya melihat, calon ini di atas rata-rata. Anak Toba yang kuliah di Belanda. Luar biasa juga ini, anak desa, anak Toba kemudian bisa kuliah di Belanda. Jarang-jarang orang dapat seperti itu, iya kan," kata Nasir mengawali pernyataan dan pertanyaan saat diberikan kesempatan melakukan pendalaman atas visi misi Saurlin yang disampaikan sebelumnya.
Kalau melihat jejak rekam, pengalaman, pembicara seminar, mengikuti seminar, berorganisasi sosial dan sebagainya, kata Nasir, hal itu tak perlu diragukan pada sosok Saurlin.
"Awak tak ragu, tak ragu awak. Cuma memang ada beberapa hal yang perlu dikonfirmasi kepada calon. Agar ganjalan-ganjalan dalam pikiran saya itu hilang. Sebab ini menyangkut dengan integritas," kata Nasir.
Nasir menyebut, Saurlin berpendapat soal temuan karengkeng di rumah pribadi eks Bupati Langkat beberapa saat lalu, tidak masuk dalam kategori pelanggaran HAM.
Nasir kemudian meminta konfirmasi soal itu terhadap Saurlin. Dimana Saurlin menurutnya, terkesan mendukung kerangkeng manusia di rumah eks Bupati Langkat tersebut.
Nasir menyebut, itu menjadi ganjalan dalam benaknya. Karena menurut dia, sayang rasanya jika Saurlin tidak duduk menjadi anggota Komnas HAM melihat jejak rekam Saurlin.
Baca juga:
Atnike Nova Sigiro, Calon Anggota Komnas HAM Ikuti Fit and Proper Test di DPR
Saurlin dalam sesi memberi jawaban menyangkal dirinya mendukung kerangkeng manusia di rumah eks Bupati Langkat.
Sebelumnya, dalam pemaparan visi misi, Saurlin menyebut visinya guna mewujudkan kondisi yang kondusif atas terpenuhinya hak asasi manusia sesuai yang termaktub dalam UU No 39 Tahun 1999, merefleksikan bahwa Komnas HAM misi utamanya beroperasi di hulu.
Yakni kondisionalitas atau menyiapkan infrastruktur supaya iklim sosial, ekonomi, budaya, dan politik, menjadi ramah terhadap hak asasi manusia.
Saurlin pun menawarkan misi yang bersifat strategis. Dia berkeyakinan lahirnya pelanggaran HAM sejak orde baru berakar dari agenda dan kebijakan yang memungkinkan terjadinya pelanggaran HAM.
Saurlin menyebut misinya untuk menjadikan Komnas HAM yang berwibawa dan berdampak. Berwibawa artinya diterima baik. Berdampak, masyarakat merasakan dampaknya.
Ini akan diaplikasikan melalui tujuh strategi kunci, yakni kolaborasi, partisipasi, hadir di tengah korban, anggaran ramah HAM, pendidikan dan penyadaran, pemberian ganjaran positif dan negatif, serta adaptasi kelembagaan Komnas HAM.
Saurlin dikenal sebagai aktivis. Pernah menjadi pengurus di Walhi Sumut, Sekretaris di Bakumsu sejak 1 Juni 2021, Ketua Hutan Rakyat Institute sejak 2019, dan pernah bekerja di Asia Regional Coordinator di International Land Coalition 2017-2020.
Pendidikan SMA ditempuh Saurlin di Toba, kemudian meneruskan pendidikan sarjana di Universitas Sumatra Utara lulus tahun 2001 dengan gelar SSos dan meraih gelar S2 tahun 2008 dari Institutes of Social Studies, dengan gelar MA.
Saurlin juga dikenal sebagai dosen selain sebagai aktivis. []