Jakarta - Kehadiran pawang hujan di arena Sirkuit Mandalika, NTB, masih saja dibahas banyak pihak dari berbagai aspek, baik klenik maupun kearifan lokal.
Ada juga yang menyayangkannya, karena dinilai tidak pantas di era teknologi saat ini. Padahal menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, kehadiran sang pawang, yakni Rara Istiani Wulandari alias Mbak Rara adalah bagian dari atraksi.
Sedangkan dari sisi teknologi, sebelum gelaran MotoGP digelar, panitia sudah melakukan antisipasi turunnya curah hujan yang tinggi di arena sirkuit.
TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), di kawasan Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak Jumat, 18 Maret 2022.
Operasi TMC yang menggunakan pesawat Cassa 212-200 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh Malang, dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya curah hujan tinggi di Sirkuit Mandalika yang dapat mengganggu jalannya gelaran MotoGP.
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Pawang Hujan di MotoGP Mandalika 2022 Bagian dari Atraksi
Selama beberapa pesawat Cassa 212 – 200 melakukan penyemaian garam (NaCl) pada awan potensial hujan yang bergerak menuju Mandalika, seperti dilansir dari situs TNI AU, Senin, 21 Maret 2022.
Melalui operasi ini, diharapkan dapat mempercepat proses terjadinya hujan sebelum awan tersebut mencapai Sirkuit Mandalika.
Sebelum penyemaian, tim BRIN dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan pemantauan dan menganalisis data cuaca, serta pertumbuhan awan untuk menentukan strategi penyemaian yang akan dilaksanakan.
Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC, Budi Harsoyo mengatakan, TMC di Mandalika merupakan jenis layanan TMC untuk tujuan pengurangan curah hujan (rain enhancement).
Metode ini dalam beberapa tahun terakhir, banyak diaplikasikan untuk tujuan mitigasi banjir ataupun tujuan pengamanan pembangunan infrastruktur nasional dan sejumlah event kenegaraan lainnya. []