Daerah Senin, 04 Maret 2024 | 07:03

Sejumlah Kalangan Mencurigai Suara PSI yang Naik Signifikan

Lihat Foto Sejumlah Kalangan Mencurigai Suara PSI yang Naik Signifikan Para petinggi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI). (foto: Twitter @psi_id).
Editor: Rio Anthony

Jakarta - Suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus merangkak naik.

Bahkan hingga mencapai 3,13 persen atau 2.403.013 suara pada Minggu 3 maret 2024 berdasarkan hasil real count KPU.

Naiknya yang begitu cepat membuat sejumlah kalangan mengecam lantaran PSI berhasil meraih suara sebanyak tiga persen hanya dalam waktu 30 jam.

Salah satu kecaman datang dari Koalisi Masyarakat Sipil. Mereka menilai lonjakan suara PSI ini tidak masuk akal.

Penyebabnya karena hanya PSI yang mengalami lonjakan suara tajam dalam kurun waktu dan rentang persentase suara masuk yang sama.

Koalisi menyoroti bagaimana suara PSI di tingkat nasional melesat dalam enam hari terakhir.

Partai yang dipimpin anak bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mendulang nyaris 400 ribu suara dalam waktu sangat cepat.

Total suara PSI sudah mencapai 3,13 persen, mendekati ambang batas parlemen sebesar 4 persen.

Padahal, dalam pantauan Koalisi Masyarakat Sipil, hasil real count data dari 530.776 TPS per Senin 26 Februari 2024, suara PSI hanya sebesar 2.001.493 suara atau 2,68 persen.

"Bagi Koalisi Masyarakat Sipil yang sangat akrab dengan data riset serta terbiasa membaca tren dan dinamika data, lonjakan persentase suara PSI di saat data suara masuk di atas 60 persen itu tidak lazim dan tidak masuk akal," tulis koalisi lebih lanjut.

Koalisi sudah menduga penggelembungan suara akan terjadi bersamaan dengan penghentian penghitungan manual di tingkat kecamatan dan penghentian Sirekap KPU.

Sejak Minggu 18 Februari 2024 silam, KPU sempat menghentikan pleno terbuka rekapitulasi suara secara manual di tingkat kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).

Pada saat yang sama, Sirekap KPU dihentikan dengan alasan sinkronisasi data.

Sirekap secara faktual beberapa kali tidak bisa diakses publik.

Koalisi kemudian mengingatkan bahwa penghentian pleno terbuka tentang rekapitulasi suara secara manual di tingkat kecamatan serta penghentian Sirekap KPU harus dipersoalkan.

"Sebab hal itu menguatkan kecurigaan publik bahwa Pemilu 2024 telah dibajak oleh rezim Jokowi," lanjut koalisi.

Koalisi menduga kuat penghitungan suara telah direkayasa untuk mewujudkan keinginan Jokowi, yaitu memenangkan paslon Prabowo-Gibran, meloloskan PSI ke parlemen, dan menggerus suara PDI Perjuangan.

Jika dugaan penggelembungan suara PSI dan fakta-fakta kecurangan ini dibiarkan, maka lengkaplah kekacauan Pemilu 2024 yang dengan sendirinya menghancurkan legitimasi Pemilu.

PSI sebelumnya memprotes anggapan suara mereka naik secara drastis dan tiba-tiba.

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menduga ada upaya penggiringan opini.

Dia pun mempertanyakan kenapa hanya suara PSI yang disoroti.

"Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik," kata Grace melalui keterangan tertulis, Sabtu 2 Maret 2024. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya