Jakarta - Unit punk-rock asli Batulicin, Kalimantan Selatan, Primitive Monkey Noose melepas album kedua yang diberi tajuk Waja Sampai Kaputing. Karya ini, menyematkan tujuh buah lagu dengan lirik yang lugas sekaligus sarkas.
Lewat keterangan tertulisnya, Primitive Monkey Noose menjelaskan bahwa judul Waja Sampai Kaputing sejalan dengan spirit punk yang mereka usung. Diambil dari semangat kebudayaan masyarakat Banjar, judul tersebut bermakna "terus berusaha sampai akhir hayat".
Band yang digawangi Richie Petroza (vokal), Oveck Arsya (gitar), Ridho (gitar), Wan Arif Fadly (panting), Denny Sumaryono (gitar bas), dan Juli Yusman (drum) ini mengambil single Kada Kawa Kawan Ae sebagai fokus trek, sebuah lagu yang akan mengajak siapa saja bernyanyi dan berteriak bersama.
Grup band punk Primitive Monkey Noose (PMN). (Foto: Istimewa)
Lagu tersebut semakin memperkuat karakter Primitive Monkey Noose dengan isu lokalitas yang sudah mereka bawa sejak mini album pertamanya yaitu Anthem of South Borneo yang dirilis pada 2022 lalu.
Lewat album kedua ini, Primitive Monkey Noose masih akan menyajikan musik keras bertempo cepat, bertenaga, tapi tetap menyenangkan untuk didengarkan.
Ditambah vokal Richie yang berat, tak salah jika mengidentifikasi band ini sebagai unit rock yang tak hanya progresif dalam konteks musik, tapi juga pemikiran.
Baca juga: Primitive Monkey Noose Sampaikan Pesan Tetua Kalimantan di Single Tuah Tanah Borneo
Baca juga: Teddy Adhitya Lepas Album Penuh Ketiga Bertajuk Semua, Semua
Saat ini, tujuh buah lagu dalam album Waja Sampai Kaputing milik Primitive Monkey Noose yang dirilis bersama label rekaman demajors, sudah dapat didengarkan di berbagai platform pemutar musik digital. []