News Rabu, 05 Maret 2025 | 21:03

Skandal Narkoba dan Asusila: Brigjen Mukti Tegaskan Polri Bakal Pecat Kapolres Ngada

Lihat Foto Skandal Narkoba dan Asusila: Brigjen Mukti Tegaskan Polri Bakal Pecat Kapolres Ngada Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa.

Jakarta – Kepolisian Republik Indonesia kembali diguncang skandal. Kapolres Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja, ditangkap karena dugaan kasus narkoba dan asusila. Saat ini, ia masih menjalani pemeriksaan di Mabes Polri.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa, menegaskan bahwa pihaknya akan menindak tegas setiap anggota kepolisian yang terlibat dalam peredaran narkoba.

"Pokoknya setiap pelaku narkoba, oknum yang terlibat tindak tegas, sudah," ujar Mukti di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 5 Maret 2025.

Jika terbukti menggunakan atau terlibat dalam jaringan narkoba, Mukti memastikan Fajar akan dipecat dari institusi kepolisian.

"Pasti dipecat. Udah banyak korbannya kan? Contoh di Batam, dipecat semua, nggak ada yang nggak dipecat," tegasnya.

Namun, Mukti mengaku belum mendapatkan laporan resmi terkait dugaan penyalahgunaan narkoba oleh Fajar. Saat ini, kasus tersebut masih ditangani oleh Divisi Propam Polri.

"Saya belum ada laporan. Nanti kalau seandainya (terbukti) narkoba, ya sama kita. Yang pasti polisi punya panti rehab sendiri," katanya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda NTT, Kombes Henry Novika Chandra, mengatakan bahwa Fajar telah diamankan sejak Kamis, 20 Februari 2025.

Saat itu, tim dari Divisi Propam Mabes Polri datang ke NTT didampingi Paminal Polda NTT untuk melakukan penangkapan.

"Yang bersangkutan tengah menjalani pemeriksaan di Propam Mabes Polri," ujar Henry.

Penangkapan seorang Kapolres karena kasus narkoba menjadi pukulan keras bagi institusi kepolisian.

Polri berjanji akan menindak tegas siapa pun yang terbukti terlibat, tanpa pandang bulu.

Mukti menegaskan bahwa Polri tidak akan mentolerir anggotanya yang melanggar hukum, terutama dalam kasus narkoba.

"Baik masyarakat maupun oknum polisi, kalau terlibat, tetap kami tindak tegas. Tidak ada toleransi," pungkasnya.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya