News Rabu, 16 Februari 2022 | 12:02

Soal Konflik Rusia-Ukraina, Sekjen PBB: Penderitaan Manusia dan Eropa Terlalu Mahal

Lihat Foto Soal Konflik Rusia-Ukraina, Sekjen PBB: Penderitaan Manusia dan Eropa Terlalu Mahal Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres. (Foto:Opsi/Twitter @antoniogueterres)

Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres mengaku khawatir dengan meningkatnya ketegangan dan spekulasi tentang potensi konflik militer di Eropa.

Antonio mengatakan, perang antara Ukraina dan Rusia terlalu mahal, mulai dari penderitaan manusia, kehancuran, dan kerusakan pada keamanan Eropa dan global.

Hal itu diungkapkan Antonio Guterres dalam pernyataannya terkait situasi Ukraina, Senin, 14 Februari 2022.

"Saya sangat khawatir dengan peningkatan tensi dan spekulasi terkait potensi konflik militer di Eropa. Harga dari penderitaan manusia, kehancuran, dan kerusakan untuk Eropa dan keamanan global terlalu tinggi untuk direnungkan," kata Antonio mengutip laman resmi PBB, Rabu, 16 Februari 2022.

Selain itu, dia menyambut baik upaya diplomasi yang kini dilakukan oleh berbagai negara.

Kendati demikian, dia membutuhkan lebih banyak upaya diplomasi untuk mencegah perang meletus di Ukraina.

Diketahui, dalam memecahkan tensi yang ada antara Rusia dan Ukraina, beberapa pemimpin negara melakukan kunjungan ke Rusia, salah satunya Jerman.

Kanselir Jerman Olaf Scholz bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Selasa, 15 Februari 2022, untuk membahas tensi antara Rusia dan Ukraina.

"Sayangnya, kami akan menggunakan waktu yang kami punya untuk membahas isu yang terkait dengan situasi di Eropa dan keamanan," termasuk Ukraina, dikutip dari AFP.

Sementara itu, Scholz menyatakan, "Menjadi jelas kita sekarang harus membicarakan situasi sulit terkait keamanan di Eropa."

Diskusi diplomatik ini merupakan salah satu cara menyelesaikan konflik antara Kiev dan Moskow, mengingat Rusia telah menempatkan ribuan pasukan mereka di dekat perbatasan Ukraina, mencetuskan potensi invasi.

Walaupun demikian, Rusia terlihat masih terbuka menyambut upaya diplomasi. Hal ini dilihat dari keputusan Kremlin untuk menarik pasukan mereka yang berada dekat dengan perbatasan Ukraina.

Meski demikian, langkah ini dilakukan secara terencana dan Rusia bakal terus menempatkan pasukan mereka sesuai kemauannya.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya