News Senin, 08 Agustus 2022 | 20:08

Sri Mulyani Klaim Gerakan Bangga Buatan Indonesia Dukung Pemulihan Perekonomian

Lihat Foto Sri Mulyani Klaim Gerakan Bangga Buatan Indonesia Dukung Pemulihan Perekonomian Logo Bangga Buatan Indonesia.(Foto: Istimewa)

Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani menyebut belanja pemerintah terhadap produk lokal hingga gerakan Bangga Buatan Indonesia dapat mendukung pemulihan perekonomian Indonesia pada kuartal III dan IV Tahun 2022.

Menkeu mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar seluruh kementerian/lembaga fokus merealisasikan belanja pemerintah untuk membeli produk dengan kandungan lokal tinggi.

Demikian disampaikan Menkeu dalam sidang kabinet paripurna tentang Nota Keuangan dan Rencana APBN 2023 di Istana Kepresidenan Jakarta, seperti mengutip kanal YouTube Sekretariat Presiden Senin, 8 Agustus 2022.

"Dengan demikian, produk dalam negeri, Bangga Buatan Indonesia, ini akan bisa mendukung pemulihan ekonomi yang makin kuat di kuartal III dan IV pada saat lingkungan global sedang mengalami kecenderungan gejolak," kata Menkeu Sri Mulyani.

Dia menjelaskan bahwa kondisi perekonomian RI pada tahun 2022 sudah dalam posisi yang baik, bahkan mencapai ke "pra-covid level" yang dilihat dari besaran Produk Domestik Bruto tahun 2021-2022, serta defisit APBN yang dinilai masih moderat.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia berdasarkan besaran PDB kuartal II 2022 mencapai Rp 4.919,9 triliun atau tumbuh sebesar 5,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu BPS mencatat perekonomian Indonesia 2021 berdasarkan PDB mencapai Rp 16.970,8 atau tumbuh sebesar 3,69 persen, dengan rincian PDB per kapita senilai Rp 62,2 juta atau 4.349,5 dolar AS. Menkeu menilai pertumbuhan ekonomi 5,44 persen pada kuartal II 2022 menjadi capaian impresif.

"Ini adalah pertumbuhan yang cukup tinggi karena tahun lalu di kuartal II pertumbuhannya cukup tinggi dan tahun ini bisa 5,44 persen bahkan di atas perkiraan. Optimis kami 5,2 ternyata 5,44 (persen)," ucap Menkeu Sri Mulyani.

Menkeu menekankan bahwa konsumsi dalam negeri menjadi faktor pendukung untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat di saat keadaan global yang tidak pasti.[] (ANTARA)

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya