Balige - Suniadi (53), sudah 12 tahun tinggal di Balige, Kabupaten Toba, Sumatra Utara. Selama hidup di kampung suku mayoritas orang Batak Toba, Suniadi berjualan bubur ayam.
Suniadi berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Pertama kali menginjakkan kaki di Balige, ikut sang adik untuk berjualan bakso. Karena ingin mandiri, dia kemudian belajar membuat bubur ayam.
Setelahnya, Suniadi memutuskan untuk berjualan bubur ayam hingga saat ini. Dari hasil usahanya tersebut, Suniadi bisa memiliki rumah dan menyekolahkan anaknya.
Suniadi memiliki dua anak. Saat ini anak tertua sedang kuliah di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah.
Bertutur kepada Sebastian Hutabarat, warga Balige yang dikenal sebagai aktivis dan juga pengusaha di sana, Jumat, 25 Februari 2022.
Baca juga: Netizen Hujat Sopir Angkot Maut yang Terobos Pintu Perlintasan Kereta Api di Medan
Suniadi mengaku lulusan SMA dari Klaten tahun 1988. Sempat ke Kendari Sulawesi Tenggara, untuk berjualan pakaian. Dari sana dia terbang ke Jakarta hingga tahun 2001.
Karena merasa tidak betah di Jakarta, Suniadi kembali ke Jawa. Di sana dia bertani membantu lahan pertanian sang mertua.
Tiga tahun bertani, tak membuat Suniadi betah. Dia akhirnya ikut adiknya ke Bandung, Jawa Barat menjadi sales sparepart.
Hingga pada 2011 dia ke Balige dan membantu adiknya berjualan bakso. Setahun kemudian mandiri dengan menjual bubur ayam.
Suniadi berjualan setiap hari di Balige mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB, lokasinya berada di Jalan Gereja, Balige.
Kepada Sebastian yang mengajaknya mengobrol, Sunaidi mengaku betah di Balige dan jika bisa selamanya di kota yang berada di jalur lintas Sumatra itu. []