Pilihan Rabu, 18 Mei 2022 | 12:05

Surat Sahat Sinurat: Jokowi, Elon Musk, dan Masa Depan Kita

Lihat Foto Surat Sahat Sinurat: Jokowi, Elon Musk, dan Masa Depan Kita Pendiri Space X dan juga CEO Tesla, Elon Musk berjabat tangan dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (foto: Twitter).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah lama tidak ke Amerika Serikat (AS). Di periode pertama pemerintahannya, pada Sidang Umum PBB tiap bulan Oktober, Jokowi selalu mengutus Wakil Presiden Jusuf Kalla. Saat itu, banyak yang mengkritik, kenapa Presiden tak menghargai event bergengsi dunia itu. Atau, jangan-jangan terkait bahasa Inggris-nya yang pas-pasan?

Tentu tidak. Di zaman jadi pedagang mebel, Jokowi sudah bolak-balik ke Amerika dan Eropa. Hadir dari pameran ke pameran. Termasuk saat foto membawa koper di arena pameran perdagangan internasional yang kemudian viral.

Tampaknya Jokowi ‘enggan’ sering-sering ke Amerika karena waktu perjalanannya sangat lama. Bolak-balik penerbangan ditambah padatnya acara bisa menghabiskan waktu satu minggu. Padahal, dalam sehari saja di Tanah Air, Presiden bisa menggelar berbagai acara sekaligus bertemu rakyat. Dari pembagian sertifikat tanah, peresmian bendungan, mengecek vaksinasi, sampai jalan malam ke mal. Mengecek kondisi ekonomi daerah yang dikunjungi.

Baca jugaElon Musk Sebut Ada Diskusi Proyek Masa Depan dengan Presiden Jokowi

Tapi, ah, akhirnya Mei ini Jokowi ke Amerika juga. Didampingi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Mensesneg Pratikno, dan beberapa pejabat lainnya. Agenda utamanya, menghadiri KTT Khusus ASEAN-AS di Washington DC.

KTT ASEAN-AS berjalan efektif. Selain menghadiri summit yang dipimpin Presiden AS Joe Biden, Jokowi juga menghadiri working lunch dengan Wakil Presiden (Wapres) AS Kamala Harris dilanjutkan dengan pertemuan formal antara pemimpin negara-negara ASEAN dengan Wapres AS.

Di KTT itu, Jokowi juga mengeluarkan pernyataan penting. Ia menyerukan untuk menghentikan perang di Ukraina sekarang juga. Menurut Presiden Jokowi, perang di Ukraina telah menciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia. Kenaikan harga pangan, energi, dan inflasi telah terjadi. Sangat memberatkan perekonomian dan memperlambat pencapaian SDGs di negara berkembang dan kurang berkembang.

“Saat dunia seharusnya segera pulih dari pandemi Covid-19, dunia menghadapi masalah baru, perang di Ukraina. Saat dunia membutuhkan kerja sama dan kolaborasi, justru rivalitas dan konfrontasi makin menajam. Saat dunia membutuhkan multilateralisme yang makin kokoh justru unilateralisme yang makin mengemuka,” ujar Presiden Jokowi.

Kegiatan sampingan setelah KTT ASEAN-AS selesai, tak kalah keren. Jokowi terbang ke Texas. Di sini ia berkunjung ke Space X di Boca Chica, berdiskusi dan meninjau pabrik produksi roket Space X bersama Elon Musk selaku founder Space X.

Baca jugaElon Musk Respons Undangan Datangi Indonesia November 2022

Pendiri RMI, Sahat Sinurat. (foto: dok. Opsi).
 
Presiden Jokowi mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan tindak lanjut perintahnya kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk berbicara dengan Elon.

“Tindak lanjut perintah saya untuk berbicara dengan Elon mengenai investasi, mengenai teknologi, mengenai inovasi, dan sekarang saya ke sini dan bertemu langsung dengan Elon untuk mendiskusikan kerja sama yang akan datang,” kata Presiden.

Dalam kesempatan yang sama, Elon Musk mengatakan sangat tertarik dengan masa depan Indonesia. Indonesia terlihat sangat optimistis terhadap masa depan dan memiliki energi positif.

“Saya rasa Indonesia memiliki potensi yang besar, dan saya rasa kita melalui Tesla dan Space X akan mencoba beberapa kerja sama dengan Indonesia,” kata Elon yang berharap bisa berkunjung ke Indonesia, November mendatang.

Lebih lanjut, Elon juga menyampaikan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan Indonesia mengingat Indonesia memiliki potensi di banyak bidang.

“Kita akan melihat dari dekat bentuk kerja sama di banyak hal, karena Indonesia memiliki banyak potensi. Apalagi Indonesia memiliki jumlah populasi dan terus berkembang. Ini bagus karena kita membutuhkan banyak orang di masa depan,” kata Elon.

Kunjungan Jokowi ke Elon Musk menorehkan catatan istimewa. Pun demikian, masih ada saja yang nyinyir. Ada yang sewot kenapa Elon Musk tak mengunggah pertemuan itu ke Twitter.

Ada juga yang usil menyoroti kenapa Elon hanya menerima Jokowi dengan kaus dan celana jeans, sementara saat bertemu Presiden Turki Recep Erdogan, Elon menggunakan setelan kemeja, jas, dan dasi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pendiri Space X Elon Musk. (foto: Twitter).

Ada pula seorang tokoh agama yang ‘menuduh’ motif Jokowi bertemu Elon Musk karena pengusaha sukses di bidang teknologi modern itu banyak duitnya.

Memang, Elon punya kekayaan Rp 3.600 T yang membuatnya jadi orang terkaya sejagat. Tapi, tentu bukan itu alasan utama Jokowi jauh-jauh ke markas Space X. Ini soal masa depan. Soal otak jeniusnya yang diharapkan menular ke anak muda Indonesia.

Di sini banyak yang nyinyir, sementara di Malaysia, anak mudanya mem-bully Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengapa tak bikin agenda ketemu Elon juga. Padahal Perdana Menteri Malaysia sama-sama mengikuti acara KTT di Amerika Serikat.

Masa depan transportasi adalah listrik. Sebagai CEO Tesla Inc, pelopor mobil listrik, wajar jika Jokowi menjelaskan kepada Elon tentang potensi industri nikel di Tanah Air sebagai salah satu bahan baku baterai untuk kendaraan listrik. Demikian pula Indonesia memiliki potensi bauksit, silika, dan lithium.

Masih terngiang saat kunjungan Jokowi ke Konawe, Sulawesi Tenggara, 27 Desember 2021 lalu. Saat itu, ditegaskannya, pemerintah terus berkomitmen untuk melanjutkan kebijakan hilirisasi industri sektor pertambangan dengan menghentikan ekspor bahan mentah atau raw material produk-produk pertambangan secara bertahap. Setelah nikel, Presiden Joko Widodo mengatakan akan menghentikan ekspor bahan mentah untuk bauksit.

“Saya kira keuntungan kita menyetop ekspor bahan mentah nikel itu manfaatnya bisa lari ke mana-mana. Kita lanjutkan untuk stop ekspor bahan mentah bauksit dan selanjutnya tembaga, selanjutnya emas, selanjutnya timah,” tegas Presiden.

Presiden mengatakan bahwa hilirisasi saat ini telah berjalan di lapangan dan diyakini akan memberikan nilai tambah yang sangat besar. Dengan hilirisasi industri, beragam nilai tambah akan berada di dalam negeri dan bisa dirasakan oleh rakyat.

Tentunya akan ada efek domino. Industri turunan akan bermunculan. Kemudian industri turunan ini akan menyerap tenaga kerja dari generasi muda Indonesia yang segera mengalami bonus demografi.

"Merupakan suatu kehormatan untuk bertemu di Starbase dan mendiskusikan proyek masa depan yang menarik," kata Elon Musk lewat akun twitter pribadinya terkait pertemuannya dengan Presiden Jokowi.

Jokowi sudah pulang ke Indonesia. Perjalanan jauh-jauh ke AS tak akan sia-sia. Jokowi dan Elon Musk ternyata mendiskusikan proyek masa depan di mana Indonesia menjadi salah satu pemain utamanya.

Masa depan ada di tangan kita. Pilih mana, terus nyinyir, atau maju bersama untuk menggapai masa depan kita?

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya