News Minggu, 15 Mei 2022 | 16:05

Survei: Airlangga Hartarto Penyebab Kemerosotan Elektabilitas Golkar

Lihat Foto Survei: Airlangga Hartarto Penyebab Kemerosotan Elektabilitas Golkar Kaetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. (foto: suaramerdeka.com).

Jakarta - Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB mengatakan elektabilitas Partai Golkar merosot tajam ke posisi lima besar dengan perolehan elektabilitas sebesar 5,6 persen. Ditengarai hal ini karena elektabilitas Airlangga Hartarto stagnan dalam bursa capres 2024, masih di posisi papan bawah.

"Golkar yang biasanya di peringkat tiga atau empat kini melorot ke lima besar," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu, 15 Mei 2022, dikutip dari Antara.

Untuk peringkat pertama dan kedua masih dikuasai oleh partai pendukung pemerintah yakni PDIP dan Gerindra.

Temuan survei Indometer, PDIP memperoleh elektabilitas 18,4 persen dan Gerindra 12,2 persen. Selanjutnya untuk posisi ketiga diduduki oleh PKB dengan elektabilitas 8,1 persen, disusul Demokrat 5,8 persen.

Ia mengatakan jika dibandingkan dengan PDIP dan Gerindra atau PKB, anjloknya elektabilitas Golkar sebagai bagian dari koalisi pemerintah patut menjadi perhatian.

Sebab, selama ini Golkar selalu berada di pemerintahan dan setiap pemilu menduduki peringkat pertama atau kedua.

Pada Pemilu 2019, Golkar tergeser ke peringkat ketiga namun perolehan kursi di DPR terbanyak kedua.

"Turunnya elektabilitas Golkar berkorelasi dengan stagnannya Ketua Umum Airlangga Hartarto dalam bursa calon presiden," ujar Leonard.

Selama ini, sambung dia, bursa calon presiden (capres) dikuasai oleh nama-nama seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Sementara, elektabilitas Airlangga masih tertinggal jauh di papan bawah.

Menurut dia, jika ingin tetap mengusung Airlangga sebagai capres, Golkar harus menggandeng figur dengan elektabilitas tinggi misalnya Ganjar atau Anies Baswedan.

Pilihan nama tersebut juga masih harus mempertimbangkan koalisi dengan partai-partai politik lain mengingat adanya ketentuan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen.

Survei Indometer dilakukan pada 20 hingga 27 April 2022 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi dan dipilih secara acak bertingkat survei (multistage random sampling).

Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Untuk margin of error survei sekitar 2,98 persen dengan kepercayaan 95 persen. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya