Jakarta - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyatakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diketuai Kaesang Pangarep, tidak akan lolos ke Parlemen.
Demikian disampaikan peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Hendro Prasetyo saat memaparkan elektabilitas partai politik yang akan bertarung pada pesta demokrasi di tahun 2024 mendatang.
Dalam hasil survei itu, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri, yakni PDIP merupakan partai politik dengan elektabilitas tertinggi sebesar 26 persen.
PDIP unggul sekitar 14 persen dari Partai Gerindra yang berada di posisi kedua dengan elektabilitas 12,6 persen.
Kemudian, Partai Golkar menempati posisi ketiga dengan elektabilitas 9,2 persen.
"Paling tinggi. Dan di grafiknya PDIP stand-out sendiri. Paling panjang grafiknya," kata Hendro Prasetyo, Sabtu, 30 September 2023.
Pada posisi selanjutnya, PKB berada diurutan keempat dengan perolehan elektabilitas sebesar 7,5 persen.
PKS, lanjut Hendro, memperoleh elektabilitas 5,2 persen bertengger di posisi kelima dan Demokrat di posisi keenam dengan 5,1 persen.
Sementara itu, elektabilitas Partai NasDem sebesar 4,5 persen. Partai yang dipimpin Surya Paloh itu berada di posisi ketujuh. Kemudian, PAN menyusul dengan memperoleh 4,5 persen.
Lebih lanjut, dia memprediksi delapan parpol itu akan lolos ke Parlemen.
"PAN ini kecenderungan naik sejak Juni, karena dari 2,5 persen di bulan Juni, sekarang 4,5 persen. Di antara partai yang ada, PAN agak berbeda kenaikannya. Menarik bagi PAN karena kenaikannya tinggi," ujarnya.
Tak hanya itu, survei Indikator Politik Indonesia juga memprediksi partai politik yang bakal tidak lolos ke Parlemen.
Partai itu adalah, PPP di posisi kesembilan dengan 2,4 persen, Perindo dengan 1,9 persen, dan PSI dengan 0,8 persen.
Posisi selanjutnya disusul oleh Partai Hanura dan Partai Garuda yang sama-sama meraih 0,3 persen, Partai Gelora 0,2 persen, PBB dan Partai Buruh meraih 0,1 persen.
Lalu di posisi paling buncit dengan perolehan elektabilitas 0 persen, yakni Partai Ummat dan PKN. Sementara responden yang belum menjawab sebesar 19 persen.
Dia menjelaskan, survei Indikator Politik ini melibatkan 1.200 responden di seluruh provinsi Indonesia.
Namun, survei ini melakukan over-sampel di 10 Provinsi yakni Sumatra Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten masing-masing menjadi 400 responden.
Di Sumatra Selatan dan Lampung ada penambahan masing-masing menjadi 350 responden, Jambi dan Bangka Belitung masing-masing menjadi 300 responden. Sehingga total sampel sebanyak 4.090 responden.
Survei ini digelar dengan wawancara tatap muka sepanjang 25 Agustus-3 September 2023. Margin of error +/- 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.[]