Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Rafli Kande meminta PT Pertamina (Persero) memberikan perhatian terhadap kualitas tabung gas Liquefied Petroleum Gas (LPG) non PSO (non subsidi) di daerah pemilihannya di Aceh.

Rafli mengatakan, masa pembuatan tabung LPG di daerah tersebut sudah sangat usang, yakni pada tahun 1970an.

Hal ini diungkapkan Rafli saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan direksi PT Pertamina (Persero) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin, 28 Maret 2022 kemarin.

"Saya ingin sampaikan tentang tabung LPG PSO. Setelah saya lihat tabung LPG non-PSO yang ada di Aceh itu buatan tahun 70an. Banyak sekali!" kata Rafli dalam keterangannya, Rabu, 30 Maret 2022.

Dia menegaskan, persoalan ini sudah sering kali disampaikan setip menggelar rapat dengan PT Pertamina.

Namun, hingga kini persoalan yang disampaikan tersebut tak kunjung mendapat respons dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.

"Sudah bertahun-tahun ini menjadi catatan. Dulu waktu rapat dengan Pertamina, saya sudah sampaikan. Sepertinya ini dianggap sepele. Sepertinya ini dianggap remeh," ujarnya.

"Saya tidak mau Pertamina, BUMN yang kita banggakan rusak citranya! Jadi hilang simbol Pertamina yang dibuat oleh Erick Thohir. Banyak (simbol. red) BerAkhlak atau apalah itu," sambungnya.

Lantas, dia menyarankan agar PT Pertamina segera memperbaiki kualitas tabung gas LPG yang ada di daerah pemilihannya itu.

"Jadi, itu harus ada kepastian. Cuma, ada satu disana kalau tidak salah perusahaan yang melakukan renovasi (Retester tabung LPG). Jadi tabung-tabung yang bisa diselamatkan, itu diselamatkan. Tetapi setelah saya lihat di lokasi, sangat memprihatinkan," ucap Rafli.[]