Jakarta - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni mengecam dugaan aksi penganiayaan kepada tahanan di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Hal ini diungkapkan merespons adanya seorang tahanan kasus pencabulan berinisial HS yang ditahan di sel Satreskrim Polrestabes Medan meninggal dunia pada Rabu 24 November 2021 lalu.
HS dikabarkan meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara. Penganiayaan di dalam sel itu terjadi lantaran korban enggan memberikan uang keamanan.
Lantas politisi Partai NasDem ini meminta Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) menyelidiki kasus itu hingga tuntas.
"Karenanya, saya minta kepada pihak kepolisian untuk mengusut kasus ini, cari siapa dalang dari penganiayaan tersebut karena ini sama saja dengan kasus pembunuhan," kata Sahroni mengutip keterangan tertulisnya, Kamis, 2 Desember 2021.
Dia menegaskan, tindakan kekerasan tidak pernah dibenarkan meskipun itu dilakukan kepada tahanan. Menurutnya semua warga negara setara di muka mata hukum.
"Saya sangat mengecam adanya aksi penganiayaan di dalam sel tahanan, apalagi ini sampai menyebabkan tewasnya seseorang. Tidak ada pembenaran perilaku kekerasan maupun penyiksaan di lapas terhadap siapa pun tahanannya, apa pun kasus mereka, karena semua memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata hukum," ujarnya.
Selain itu, dia juga meminta agar petugas lapas turut diperiksa dan dievaluasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Pandangannya, dalam hal ini pihak berwajib harus mampu mengungkap apakah dugaan penganiayaan itu terjadi karena tidak dibayarkannya uang keamanan.
"Kepolisian harus turut periksa dan juga para petugas lapas, apakah mereka terlibat atau tidak. Kemudian juga evaluasi, benar atau tidak bahwa hal ini terjadi karena tidak dibayarkannya uang keamanan. Kalau benar, ini sangat menyedihkan. Harus ditindak oknumnya siapa," tuturnya.
Meneruskan keterangan keluarga korban, jenazah tubuh dikonfirmasi dipenuhi luka dan lebam. Sehingga, lanjutnya, patut dicurigai ada tindakan kekerasan ataupun penyiksaan.
"Enggak mungkin tiba-tiba meninggal begitu saja tanpa sebab," ucap Ahmad Sahroni.[]