News Minggu, 19 Juni 2022 | 12:06

Taktik Politik NasDem Jadi Game Changer di Pilpres 2024

Lihat Foto Taktik Politik NasDem Jadi Game Changer di Pilpres 2024 Calon Presiden pilihan Partai NasDem. (Foto:tangkapan layar)

Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona berpandangan bahwa Partai NasDem ingin menjadi pengubah permainan (game changer) dalam pertarungan politik pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Dari sisi kebatinan, taktik politik NasDem lewat rakernas dapat dibaca bahwa NasDem ingin menjadi game changer pada Pilpres 2024," kata Rajamuda Bataona di Kupang, NTT, seperti mengutip ANTARA, Minggu, 19 Juni 2022.

Dia mengatakan, hal itu berkaitan langkah politik Partai NasDem yang mengusulkan 3 nama untuk menjadi Calon Presiden Republik Indonesia Periode 2024-2029 dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem di Jakarta pada Jumat, 17 Juni 2022 kemarin.

Ketiga nama itu, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Pandangannya, langkah ini menunjukkan bahwa NasDem sebenarnya sedang mencoba memainkan kartu truf-nya sebagai partai antitesis dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Gonjang ganjing itu, kata dia, terbaca dari politik selama ini di mana dalam banyak isu, NasDem selalu berdiri pada posisi yang berbeda dengan PDIP, mulai baik dari aspek cara pandang maupun dari sisi pilihan politik.

Lantas, dia mengibaratkan NasDem dan PDIP seperti minyak dan air yang sulit sepaham. Sebab, kedua partai ini merupakan mitra koalisi yang dekat tapi jauh.

"Saat di Istana Negara ketika jamuan makan bersama Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu, bahasa tubuh Surya Paloh (Ketua Umum Partai NasDem) dan Megawati (Ketua Umum PDIP) tidaklah akrab," ujarnya.

Pengajar investigatif news dan jurnalisme konflik di Fisip Unwira Kupang ini mengatakan, kalimat Surya Paloh dalam rakernas menegaskan bahwa jangan ada partai yang merasa sangat berkuasa, menang sendiri, dan sombong adalah pesan verbal yang bermakna jelas bahwa posisi mereka sebagai partai antitesis.

Di sisi lain, ujarnya, saat NasDem sedang membuat kegiatan rakernas, PDIP juga mengumpulkan semua kepala daerah di Lenteng Agung Jakarta untuk mengikuti sekolah partai termasuk Ganjar Pranowo.

Menurutnya, secara psikologis, ini merupakan upaya adu kekuatan, saling tekan, dan sekaligus unjuk soliditas sehingga hampir semua pernyataan Surya Paloh di forum rakernas langsung dibantah Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

"Publik tentu cerdas membaca ini sebagai rivalitas dua sahabat koalisi pemerintah yang memang sejak Pemilu 2019 sudah saling berkompetisi. Sudah seperti air dan minyak," ucap Rajamuda Bataona.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya