Daerah Jum'at, 11 Maret 2022 | 13:03

Tambang Diduga Milik Eks Anggota DPRD Toba Rusak Sawah dan Air Minum Warga

Lihat Foto Tambang Diduga Milik Eks Anggota DPRD Toba Rusak Sawah dan Air Minum Warga Sejumlah warga saat mendatangi kantor Bupati Toba, Sumatra Utara, Jumat, 11 Maret 2022. (Foto: Opsi/Alex)
Editor: Tigor Munte

Toba - Warga Desa Siantar Tongatonga, Kecamatan Siantar Narumonda, Kabupaten Toba, Sumut, mendatangi kantor bupati setempat pada Jumat, 11 Maret 2022 siang. 

Mereka menuntut agar pemerintah meninjau pertambangan batu yang diduga milik mantan anggota DPRD Toba yang berdampak buruk bagi warga. 

Menurut warga yang turut hadir, Johan Silitonga (42), pertambangan batu tersebut mulai beroperasi pada Desember 2021. 

"Kalau mereka sudah mulai membuka jalan sejak Oktober, tapi hasilnya mulai keluar bulan Desember," ujarnya.  

Johan menambahkan, sejak dibukanya pertambangan tersebut, sejumlah sawah warga rusak karena tanggul persawahan jebol. 

 

Tidak hanya itu, jembatan yang dibangun menggunakan dana desa juga putus dan air minum warga kotor hingga tidak layak minum. 

"Jadi pas malam Tahun Baru kemarin hujan, saat itulah banjir bandang. Sungai meluap hingga tanggul sawah jebol dan semua sawah yang ada di tepi sungai rusak. Jembatan juga putus dan sekarang terpaksa kami pakai jembatan darurat dan tidak bisa dilalui mobil," tambahnya. 

Air minum warga Toba, Sumatra Utara yang keluar dari selang air. (Foto: Opsi/Alex)

Sejak peristiwa malam Tahun Baru itu hingga saat ini, warga juga terpaksa membeli air minum. 

"Kalaupun tidak hujan, air minum kami tetap tidak layak minum. Apalagi saat hujan, yang ada justru jadi lumpur," katanya, sembari menambahkan jika warga terpaksa membeli air minum. 

Warga mengakui keluhan ini sebelumnya sudah disampaikan ke pihak pemerintah lewat kepala desa. 

Bahkan pemerintah telah menggelar rapat di kantor camat dan mempertemukan warga dengan pihak pengusaha pada November tahun lalu. 

Pada pertemuan itu, pengusaha berjanji mengganti rugi sawah yang rusak dan memperbaiki fasilitas yang rusak, seperti tanggul, jembatan, dan sumber air minum. Namun hingga kini janji itu tidak kunjung realisasi. 

Akibat dampak yang sangat buruk itu, warga meminta pemerintah menghentikan aktivitas pertambangan tersebut. [Alex]

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya