Daerah Minggu, 09 Januari 2022 | 19:01

Tanggapan Gubernur Bali Terkait Keluhan Persebaya Surabaya

Lihat Foto Tanggapan Gubernur Bali Terkait Keluhan Persebaya Surabaya Ruang ganti pemain stadion di Bali diprotes pemain offisial Persebaya karena panasa dan sempit. (Foto: Opsi/Ist)
Editor: Rio Anthony

Bali - Gubernur Bali, I Wayan Koster merespons komentar pihak Persebaya Surabaya yang mengatakan bahwa ruang ganti stadion di Bali sempit dan panas. Ia mengatakan akan memperbaiki hal tersebut.

"Itu menjadi masukan untuk kami perbaiki. Ya bisa (ada pembenahan), karena akan dipakai untuk Kejuaraan Dunia U-20," kata Koster di rumah jabatannya, Minggu 9 Januari 2022.

Koster juga mengaku bahwa ia baru sekali menonton pertandingan liga satu, yakni ketika Bali United melawan Persebaya Surabaya, Rabu 5 Januari 2022.

"Saya belum sempat mengikuti, baru nonton sekali. Bali United kalah sama Persebaya," terang Koster.

Terkait jalannya gelaran BRI Liga 1 2021/2022 di Bali, ia menyebut bahwa gelaran tersebut sudah berjalan dengan bagus. Prosedur protokol kesehatan juga sudah dilaksanakan dengan baik dan ketat.

"Ya jalannya bagus, karena protokol kesehatannya ketat. Saya kira enggak ada masalah dari segi itu. Dan memang ada pengawasan (protokol kesehatan)," kata Koster.

Sebagai informasi, sebelumnya pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso meyebut ruang ganti stadion di Bali kurang ideal. Ia menganggap ruang ganti tersebut sempit dan juga panas.

"Memang untuk ruang ganti, jujur saya sampaikan untuk Liga I kurang ideal tempatnya, sempit juga panas. Kalau di dalam memang tidak cukup. Jadi itu sih menurut saya itu agak sedikit kerepotan juga di ruang ganti," kata Aji Santoso.

Merespon pernyataan tersebut, PT Liga Indonesia Baru (LIB) langsung menyurati Gubernur Bali perihal kurang idealnya ruang ganti tersebut.

"Ya kami lagi bersurat ke Pak Gubernur untuk bisa diperbesar ruangannya," kata Direktur Utama (Dirut) PT LIB Akhmad Hadian Lukita kepada wartawan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Jumat 7 Januari 2022.

Lukita menduga adanya sekatan di ruang ganti tersebut yang menyebabkan mengecilnya ruangan.

"Sekat itu yang mengakibatkan mungkin tim kurang leluasa bergerak di dalam situ. Kami lagi bersurat (ke Pak Gubernur), mudah-mudahan bisa dibongkar temboknya," kata Lukita.

Selain Stadion I Gusti Ngurah Rai, Akhmad menyebut bahwa Lapangan Kompyang Sujana juga dalam situasi yang sama.

"Untuk kompyang sama (situasinya), karena memang kami setting untuk bisa menjadi tempat pertandingan yang layak lah. Tapi memang kondisinya kan gedungnya bukan gedung stadion utama," kata Lukita.

Akibat peristiwa ini, Lukita bersama pihak terkait berencana untuk membongkar sekatan tersebut, namun ia dan pihaknya masih menunggu pihak otoritas untuk diberikan izin.

"Oh gak ada menganggu jadwal, itu saya sudah berkoordinasi tadi malam, juga dengan Pak Jarno (untuk) membongkar tembok itu sehari selesai. Cuma ini kan harus ada yang bertanggung jawab agar di sini siapa yang punya otoritas, endak bisa kami bongkar sendiri," kata Lukita. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya