SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima silaturahmi dari Keuskupan Agung Semarang, di Kantor Gubernur, Selasa 17 Mei 2022.
Ganjar mengatakan tradisi silaturahmi dan saling kunjung di antara umat beragama merupakan tradisi indah untuk dijaga bersama, demi kerukunan umat beragama di Jawa Tengah.
Rombongan yang menemui Ganjar waktu itu tidak hanya dari Keuskupan Agung Semarang, tetapi juga turut serta perwakilan dari berbagai tokoh agama dan penghayat kepercayaan di Jawa Tengah.
“Hari ini kedatangan dari kelompok umat beragama. Dulu biasanya kita juga keliling. Biasanya juga open house tetapi kali ini belum bisa. Maka mereka kemarin kontak mau silaturahmi,” kata Ganjar usai bertemu rombongan.
Baca juga:
Keluarga Korban Bentrokan Petani Tebu di Jatitujuh Minta Pelaku Dihukum Berat
Anggito: BPKH Siap Transfer Pembiayaan Ibadah Haji 1443 Hijriah ke Kerajaan Arab Saudi
Dia mengaku senang karena mendapat kunjungan silaturahmi dari umat beragama. Di tengah silaturahmi tersebut juga membahas beberapa cerita mengenai kerukunan umat beragama di Jawa Tengah.
“Kami senang dikunjungi oleh umat beragama hari ini, untuk menyampaikan kepada kami selamat Hari Raya Idulfitri dan saling memaafkan. Kemudian bercerita kondisi hubungan antarwarga yang berbeda-beda suku agama, dan merasa senang mereka,” tutur Ganjar.
Dalam pertemuan itu, gubernur menuturkan bagaimana kerukunan umat beragama di Jawa Tengah dapat terbangun dan sangat kondusif. Salah satu kuncinya, tradisi saling kunjung dan silaturahmi antarumat beragama.
“Menurut saya ini tradisi untuk kita rawat bersama. Kalau kita rawat ini terus maka suasana senang dan guyub akan ada terus,” ungkapnya.
Saat ini, kata Ganjar, ruang publik untuk kegiatan keagamaan dan menjalin kerukunan antarumat beragama terus bermunculan. Sebelumnya Ganjar meresmikan Gedung Islamic Center dan Kantor MUI Kabupaten Jepara, yang dapat digunakan sebagai ruang kerukunan beragama. Ia juga memberikan contoh bagaimana kesempatan ruang publik untuk kerukunan beragama terlihat saat perayaan Waisak di Borobudur kemarin
Menurutnya, kerukunan umat beragama ini harus ditumbuhkan sejak usia anak. Di mana dalam keseharian anak-anak harus diasah perasaannya untuk saling menghormati yang berbeda agama atau suku.
“Kita coba tata agar kesempatan itu menjadi optimal digunakan. Soal ibadah ini harus betul-betul menggunakan perasaan. Kalau diasah terus sejak pendidikan anak-anak, pergaulan diobrolkan, maka akan menarik. Mereka bermain bareng sekolah bercanda bergandengan tidak bertanya agama apa. Saat ibadah ya di tempat ibadah masing-masing,” ungkapnya.
Kesempatan bertemu itu juga digunakan oleh Keuskupan Agung Semarang untuk menyampaikan rencana menggelar konvensi wali gereja yang akan diselenggarakan di Jawa Tengah pada September 2022 mendatang. Keuskupan Agung Semarang terpilih menjadi tuan rumah sebagai bentuk apresiasi kondusivitas kerukunan dan moderasi umat beragama di Jawa Tengah.
Sebelum acara konvensi wali gereja itu, Keuskupan Agung Semarang juga akan menyelenggarakan berbagai kegiatan terkait moderasi umat beragama. Di antaranya adalah Srawung Orang Muda Lintas Agama yang diselenggarakan secara bertahap mulai bulan Juni mendatang. Kegiatan itu akan dilakukan secara berkelanjutan, sehingga kerukunan umat beragama di kalangan anak muda terus terjaga. []