Daerah Senin, 25 April 2022 | 22:04

Tidak Hanya di Tapsel, Harimau Juga Berkonflik dengan Warga Langkat

Lihat Foto Tidak Hanya di Tapsel, Harimau Juga Berkonflik dengan Warga Langkat Petugas memasang kandang jebak untuk menyelesaikan konflik Harimau dengan warga Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan, Langkat. (Foto: BBKSDA Sumut)
Editor: Rio Anthony Reporter: , Andi Nasution

Medan - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara, memasang kandang jebak untuk menangkap Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae), yang kerap meresahkan warga.

Pasalnya, Harimau Sumatra kerap mengganggu dan memangsa ternak warga di Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat.

"Gangguan satwa liar Harimau Sumatra khususnya di Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan, Langkat, belum juga reda. Bahkan menimbulkan keresahan dan ketakutan warga sekitar," ujar Plt Kepala BBKSDA Sumuy, Irzal Azhar dalam keterangannya, Senin 25 April 2022.

Kepala Desa Sei Serdang, telah mengirimkan surat permohonan untuk mengambil langkah konkrit penyelesaian konflik dengan menangkap dan memindahkan harimau ke habitatnya.

"Kepala desa melalui suratnya nomor:140.647/SS/IV/2022 tanggal 13 April 2022 perihal Permohonan Penyelesaian Konflik Manusia dan Satli Harimau, ditujukan kepada Kepala Balai Besar KSDA Sumatra Utara, memohon untuk mengambil langkah-langkah konkrit penyelesaian konflik dengan menangkap dan memindahkan harimau ke habitatnya," kata dia.

Permohonan sama, lanjutnya, juga disampaikan Camat Batang Serangan kepada Kepala Balai Besar KSDA Sumatra Utara, melalui surat nomor: 031-169/BS/2022, tanggal 14 April 2022, perihal Harimau Sumatra Mangsa Ternak Masyarakat di Desa Sei Serdang.

"Menindaklanjuti keresahan tersebut, BBKSDA Sumut melalui Seksi Konservasi Wilayah II Stabat, telah melakukan berbagai upaya penanganan, termasuk pemasangan kandang jebak yang dilakukan pada 19 hingga 21 April 2022, di areal perkebunan kelapa sawit PT Prima, Kecamatan Batang Serangan, karena di areal tersebut kerap harimau muncul dan bahkan memangsa ternak peliharaan warga," tuturnya.

Tidak hanya memasang kandang jebak, lanjut Irzal, petugas juga rutin melakukan patroli dan memberikan sosialisasi kepada warga agar tetap waspada, serta menghindari tindakan/perbuatan yang dapat membahayakan diri sendiri maupun keselamatan satwa liar, termasuk Harimau Sumatra.

"Semua upaya dilakukan merupakan bentuk pendampingan agar warga merasa tenang dan aman. Sampai saat ini, kandang jebak sudah terpasang di lokasi konflik dan tim terus memantau keberadaan harimau itu. Harapannya semoga konflik segera berakhir dan masyarakat dapat beraktivitas kembali seperti biasa," jelasnya.

Diketahui, Harimau Sumatra juga berkonflik dengan warga di Dusun Pardomuan, Desa Batu Godang, Kecamatan Angkola Sangkunur, Tapsel.

Bahkan, seorang dokter dari BKSDA Sumut yakni drh Anhar Lubis mengalami luka dan kini harus dirawat di Rumah Sakit Metta Medika Padangsidimpuan, akibat mengalami serangan saat mencoba menyelamatkan harimau yang terperangkap jebak babi yang dipasang oleh warga. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya