Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyiapkan tiga rumah sakit (RS) militer dari tiga matra untuk dijadikan sebagai program studi pendidikan dokter spesialis bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Saat memberi laporan kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI Mayjen TNI dr. Budiman menyampaikan ada tiga RS militer yang disiapkan, yaitu RS Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta, RS Pusat TNI Angkatan Laut (RSPAL) dr. Ramelan Surabaya, dan RS Pusat TNI Angkatan Udara (RSPAU) Hardjolukito Yogyakarta.
Setelah menerima laporan itu, Andika lanjut bertanya ke masing-masing matra TNI mengenai jumlah RS militer yang siap jadi rumah sakit jejaring pendidikan dokter spesialis, seperti dilansir ANTARA, Senin, 14 Maret 2022.
Kapuskes TNI AD (Kapuskesad) Mayjen TNI dr. Purwo Setyanto menyampaikan pihaknya menyiapkan 5 RS yang berada di bawah naungan TNI AD untuk menjadi RS jejaring.
Dalam pertemuan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan TNI AL (Kadiskesal) Laksma TNI dr. Agus Guntoro melaporkan ke Panglima ada dua RS TNI AL (RSAL) yang siap jadi jejaring.
Terakhir, Kepala Dinas Kesehatan TNI AU (Kadiskesau) Marsma TNI dr. Isdwiranto Iskanto menyampaikan ada dua RS TNI AU yang siap jadi jejaring, yaitu RSAU dr. Esnawan Antariksa di Jakarta, dan RSAU dr. M. Salamun di Bandung, Jawa Barat.
Andika, pada kesempatan yang sama, juga meminta jajarannya menyiapkan dokter-dokter spesialis di RS militer menjadi pengajar program pendidikan dokter spesialis (PPDS). Ia menyampaikan pengajar tidak perlu prajurit aktif atau purnawirawan.
"Sekali lagi, kepada semuanya, tenaga pengajar nanti tidak hanya militer aktif, kalau memang ada, bahkan bukan PNS, bukan juga purnawirawan, tetapi dokter spesialis itu sudah bekerja di situ (RS militer) bagus, karena dokter spesialis itu (soal) jam terbang," tutur Panglima ke jajarannya.
Mabes TNI dan Universitas Airlangga menjalin kerja sama meningkatkan jumlah dokter spesialis di lingkungan TNI. Kerja sama yang resmi terbentuk pada tahun ini, memungkinkan PPDS diselenggarakan di rumah sakit militer.
Walaupun demikian, proses seleksi dan kurikulumnya akan dirancang oleh Universitas Airlangga. Menurut Panglima pada pertemuan yang lain, penting karena TNI perlu meningkatkan jumlah dokter spesialis-nya.
Tidak hanya di lingkungan TNI, jumlah dokter spesialis secara nasional juga masih belum memadai.
Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih saat meresmikan kerja sama dengan TNI bulan lalu menyebut ada sekitar 41.000 dokter spesialis dan sekitar 145.000 dokter umum di Indonesia. Dengan demikian, saat ini satu dokter spesialis harus melayani kurang lebih 6.000 orang.[]