Daerah Senin, 25 Juli 2022 | 10:07

UMI Mengancam Bekukan FKM Buntut Tewasnya Seorang Mahasiswi saat Pengkaderan

Lihat Foto UMI Mengancam Bekukan FKM Buntut Tewasnya Seorang Mahasiswi saat Pengkaderan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. (oto: Opsi/RA)
Editor: Rio Anthony

Makassar - Universitas Muslim Indonesia (UMI) mengancam akan membekukan senat Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) jika terbukti melakukan pelanggaran atas meninggalnya mahasiswi Zhafirah Azis Syah Alam (20) saat mengikuti pengkaderan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Kita lihat dulu hasil investigasinya (penyelidikan polisi) apa. (Sikap) pihak kampus kalau memang ini (perpeloncoan), kita bekukan itu lembaganya (senat FKM UMI Makassar). Harus dibekukan itu," tegas Wakil Dekan III FKM UMI, Muh. Multazam, saat ditemui di Biddokkes Polda Sulsel, Minggu 24 Juli 2022.

Ia mengatakan pihaknya menyerahkan kasus ini sepenuhnya ke polisi.

"Kalau dia (oknum mahasiswa) terbukti, proses saja secara hukum, itu bukan lagi aktivitas kegiatan fakultas kampus. Ini sudah di luar (SOP)," kata dia.

Multazam mengungkap, kampus sebelumnya memang menyetujui izin panitia untuk melakukan pengkaderan di wilayah Bukit Embun Pagi, Lingkungan Butta Toa, Kelurahan Butluttana, Kecamatan Tinggimoncong, dengan catatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan prosedur operasional standar atau SOP.

"Mereka buat pernyataan (melaksanakan kegiatan sesuai SOP). Ada semua hitam di atas putih. Kami pihak kampus akan dampingi terus kasus ini sambil menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian," sebutnya.

Saat ini, panitia penyelenggara kegiatan tersebut masih ditahan di Polsek Tinggimoncong untuk diperiksa.

"Panitianya masih tertahan di Polsek Tinggimoncong. Karena rencananya hari ini mereka pulang, tapi kejadian ini, makanya tertahan semua disana di Polsek," ujar Multazam.

Sementara itu, jenazah korban telah diberangkatkan dari Bidokkes Polda Sulsel oleh keluarganya untuk dimakamkan di Kabupaten Maros, sekitar pukul 15.23 Wita.

"Sekitar jam satu dibawa ke Dokpol, saya juga terlambat datang, tapi keluarganya tidak mau di autopsi hanya pemeriksaan luar saja (visum)," kata Denny Mathius, dokter Forensik Biddokkes Polda Sulsel kepada wartawan, Minggu 24 Juli.

Polisi belum memberikan informasi lebih lanjut terkait penyebab kematian korban.

Denny mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian korban.

"Belum ada, karena kan penyidik masih memeriksa TKP. Yang pastinya pemeriksaan dilakukan dan hasilnya telah diserahkan ke pak Boby Rachman (Kasat Reskrim Polres Gowa)," ujarnya.

"Nanti aja dulu, soalnya belum ada hasil," singkat Boby. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya