Jakarta - Grup band cadas asal Kalimantan, Muram, resmi merilis karya terbaru berupa mini album bertajuk Rock Penyambar Nalar. Dirilis bersama label rekaman asal Jakarta, demajors EP Ini sudah bisa didengarkan di berbagai platform pemutar musik digital.
Mini album Rock Penyambar Nalar bercerita tentang apa yang dirasakan para personel Muram, yakni Gorey, Feriza, Awlia, dan Odien pasca perilisan album penuh Raung Selatan di akhir 2021 lalu.
Mulai dari polemik yang dirasakan oleh aliran musik keras di kota Banjarmasin, rangkuman berita terkini yang terjadi, hingga keresahan terhadap kehidupan pribadi.
Dibalut dengan musik yang lebih agresif, dirasa akan memicu para Kuda Liar, sebutan buat basis penggemar Muram, untuk teriak bersama dengan lirik yang mudah untuk dimengerti.
Tidak ketinggalan dentuman ala musik nu metal yang Muram coba ramu dengan jelas dan menghantam, yang kemudian ditambah dengan sedikit sentuhan Timur Tengah.
Grup band rock asal Banjarmasin, Muram. (Foto: Opsi/demajors)
Muram menjadikan band metal asal Prancis, Gojira, sebagai tolok ukur musik dan kecepatan power trip yang bisa dirasakan di beberapa bagian pada lagu-lagu di mini albumnya.
"Brengsek! Mungkin satu kata ini yang bisa menggambarkan album ini secara keseluruhan!" kata Gorey, dikutip Opsi pada Jumat, 11 Agustus 2023.
Mini album Rock Penyambar Nalar menjadikan narasi lokal Banjar hadir dengan lebih jelas, utamanya di dua track terakhir; Lasam Kamasan yang menampilkan instrumen tradisional Akaracita, dan A.R.I.
Single A.R.I. yang merupakan kepanjangan dari Anak Rimba Indonesia, dimulai dengan intro Lasam Kamasan yang sangat apik.
Baca juga: Muram, Band Cadas Banjarmasin Rilis Album Perdana Raung Selatan
Baca juga: Profil Muram, Unit Rock Kalimantan Hentak Skena Permusikan Nasional
"Sebagai urang banua, khususnya Kalimantan Selatan, kalian yang mendengarkan akan masuk ke bagian musikal yang tak akan lekang dimakan zaman. Intro itu yang akan menjadi bukti bahwa Muram adalah band asli dari Kalimantan Selatan," tutur Gorey. []
