Hiburan Sabtu, 14 Desember 2024 | 00:12

Unit Folk Candei Rilis Mini Album Berbahasa Melayu Basemah Berjudul Self Titled

Lihat Foto Unit Folk Candei Rilis Mini Album Berbahasa Melayu Basemah Berjudul Self Titled Grup band asal Muara Enim, Candei. (Foto: Istimewa)
Editor: Eno Dimedjo

Jakarta - Grup band pengusung musik folk/melayu dari Muara Enim, Sumatera Selatan, Candei hadir merilis mini album yang diberi judul Self Titled bersama label rekaman Bahasa Ibu Records, dalam format digital dan fisik.

Lewat keterangan tertulisnya, unit yang kini digawangi Fram Prasetyo (gitar akustik, vokal), Putra Kusuma (gitar akustik nilon), Syahlan Loebis (perkusi), Triwibowo S. P. (suling), dan Fajrin Ramadani (akordeon) mengatakan bahwa mini album ini diisi lima buah lagu.

Lima lagu tersebut masing-masing berjudul Ghimbe, Sendari, Titah Raje, Cerite Baghe, dan Tikate Tuwe yang lirik atau syairnya dikemas dalam bahasa Melayu Besemah.

Fram yang hingga kini menetap di daerah asalnya, Kikim, Kabupaten Lahat mengatakan bahwas eluruh syair dalam lagu-lagu Candei ia tulis dalam bahasa Besemah, yaitu bahasa dari suku Melayu Besemah yang mendiami beberapa wilayah Sumatera Selatan.

"Awalnya ingin menggunakan Bahasa Indonesia, tetapi rekan-rekan mendorong saya untuk mengangkat bahasa daerah sebagai identitas. Bahasa Besemah adalah bahasa asli saya," kata Fram, dikutip Opsi pada Sabtu, 14 Desember 2024.

Grup band asal Muara Enim, Candei. (Foto: Istimewa)

Candei awalnya dibentuk sebagai duo yang beranggotakan Fram Prasetyo (gitar akustik, vokal) dan Triwibowo S. P. (suling), untuk memenuhi sebuah undangan pertunjukan di kota Palembang. Saat itu masih menggunakan nama Candei Banaspati, tanpa ada niatan untuk diteruskan sebagai proyek musik jangka panjang.

Sebagian besar anggota Candei aktif berkumpul di kolektif musik folk kota Palembang bernama Dangau Sesiar, yang juga menjadi rumah bagi kelompok musik seperti Hutan Tropis dan Diroad. Karena kekerabatan itulah akhirnya secara resmi Candei berkumpul dan berkarya, di kota Muara Enim, pada tahun 2020.

Formula musik Candei diinspirasi oleh Batanghari Sembilan, irama musik petikan gitar tunggal lengkap dengan tradisi bertuturnya. Dikenal juga sebagai tradisi Rejung atau Merejung, memberikan warna khas dalam setiap karya mereka.

"Bedanya dengan umumnya Rejung adalah secara tema, lagu-lagu Candei lebih personal dan kontemporer, respons pribadi saya yang resah akan politik atau kehidupan adat di desa," ucap Fram lagi.

Baca juga: Dewa 19 Hadirkan Gitaris TOTO di Single Tak Ada Yang Sebanding Denganmu

Baca juga: Solois Adi Widodo Kirim Undangan Terbuka Nikmati Hidup di Single Beach

Saat ini, lima lagu dalam mini album Self Titled milik Candei sudah bisa didengarkan di berbagai platform pemutar musik digital. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya