Jakarta - Umat Islam di Negeri Mamala, Kecamatan Leihitu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, menyiapkan tradisii adat 7 Syawal usai Idul Fitri 1443 Hijriah dengan prosesi pengambilan sapu lidi.
"Lokasi pengambilan sapu lidi oleh 100 warga Mamala yang diketuai Bangsa Wakang ini di hutan Dusun Arehu (Air Besar) Negeri Passo, Kecamatan Baguala Kota Ambon dan letaknya cukup jauh," kata Kasie Humas Polresta Pulau Ambon dan PP Lease, Ipda Moyo Utomo di Ambon, seperti mengutip ANTARA, Sabtu, 7 Mei 2022.
Dalam pengambilan sapu lidi itu, katanya, Bhabinkamtibmas Polri Negeri Mamala, Kecamatan Leihitu (Pulau Ambon) Kabupaten Maluku Tengah, Bripka Amran Marwapey mengawal 100 warga desa yang melakukan pengambilan sapu lidi untuk persiapan tradisi adat 7 Syawal itu.
Menurutnya, selain Bhabinkamtibmas, kegiatan pengambilan sapu lidi tersebut juga dihadiri Babinsa TNI Negeri Mamala, Serda M. Kiang bersama tiga personel Polsek Leihutu dan delapan personel Polsek Baguala dipimpin Kanit Binmas, Aiptu Melkon Matuankotta.
Sementara tokoh adat Mamala, Bangsa Wakang mengatakan, ritual "pukul sapu" merupakan tradisi masyarakat adat Mamala dan juga di Desa Morela yang setiap tahun dilakukan dan menarik minat wisatawan domestik serta mancanegara.
Ritual ini dilangsungkan setiap 7 Syawal setelah perayaan Idul Fitri dan sudah menjadi salah satu objek wisata.
Dia menjelaskan "pukul sapu" Mamala merupakan warisan leluhur yang sudah berlangsung sejak abad XVII, di mana para peserta saling memukul bagian perut, dada, atau punggung hingga bengkak dan berdarah, kemudian diusap dengan minyak atziri yang terbuat dari rempah-rempah seperti cengkih dan pala.
"Jadi sebagai persiapan awal, kami bersama 100 warga didampingi aparat keamanan, baik Bhabinkamtibmas dan Babinsa bersama anggota Polsek Leihitu telah mengambil sapu lidi di Dusun Arehu, Negeri Passo," ucap Bangsa Wakang.[]