Daerah Senin, 27 Mei 2024 | 17:05

Walkot Soal Rakor Pembentukan TRC Penanggulangan Bencana Kota Siantar

Lihat Foto Walkot Soal Rakor Pembentukan TRC Penanggulangan Bencana Kota Siantar Wali Kota Susanti Dewayani. (Foto: Ist)

Siantar - Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani berharap pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana dapat meningkatkan respons pemerintah daerah (pemda) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya saat terjadi bencana dan keadaan darurat.

Susanti mengungkapkan hal tersebut saat memberikan bimbingan sebelum membuka Rakor Koordinasi Pembentukan TRC Penanggulangan Bencana Kota Pematangsiantar, di Ruang Serbaguna Pemko, Senin, 27 Mei 2024.

Dia menyebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan Indonesia merupakan salah satu dari 35 negara di dunia yang memiliki potensi risiko bencana tinggi. Di mana, sepanjang tahun 2023 rata-rata ada 15 bencana terjadi setiap hari.

"Kota Pematangsiantar yang menjadi bagian dari negara Indonesia tidak terlepas dari ancaman bencana alam, terutama tanah longsor, banjir, dan angin puting beliung," kata Susanti.

Berdasarkan data yang diterima, kejadian bencana alam di wilayah Kota Pematangsiantar, yaitu: tahun 2021 terjadi bencana banjir dengan korban terdampak 872 kepala keluarga (KK) dan kerugian materi 435 unit rumah terendam, 35 Ha lahan persawahan terendam, serta 60 ekor hewan peliharaan hanyut terbawa air Sungai Bah Biak.

Kemudian tahun 2022, bencana angin puting beliung mengakibatkan 464 unit rumah mengalami kerusakan.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pemerintah pusat telah menetapkan Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. 

Penanggulangan bencana, lanjutnya, adalah upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan.

"Penanggulangan bencana tidak hanya urusan pemerintah, tetapi menjadi urusan bersama antara stakeholder dan masyarakat," ujarnya.

Salah satu butir hasil rumusan pada Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Tahun 2024 adalah terbentuknya mekanisme respon kedaruratan di tingkat daerah melalui pembentukan TRC Multisektor di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. 

TRC merupakan program pemerintah untuk menanggulangi bencana. Sehingga apabila terjadi bencana akan ditangani lebih cepat dengan sinergitas dan kolaborasi multisektor.

Melalui rapat koordinasi tersebut, ia berharap pembentukan TRC nantinya akan membangun konstruksi penanggulangan bencana, memperkuat kelembagaan dan tata laksana penanggulangan bencana, sehingga dapat meningkatkan respons pemda dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Melalui rapat koordinasi ini, saya berharap kepada kita seluruh multi sektor agar dapat bersama-sama memberikan komitmen untuk mendukung pembentukan TRC Penanggulangan Bencana Kota Pematangsiantar," ucap Susanti.

Sementara itu, Dandim 0207/Simalungun Letkol Inf Slamet Faojan mengatakan sebagai pembina menyampaikan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki risiko paling besar dilanda bencana. Ia mengimbau agar dipetakan kerawanan bencana di Kota Pematangsiantar.

"Pernah banjir dan angin puting beliung. Jadi perlu kita persiapkan tim. Perlu dibuat struktur organisasi dan akan diadakan pelatihan sesuai mapping, bagaimana tim bekerja jika terjadi banjir. Juga dilakukan mitigasi di wilayah kerawanan tinggi. Sehingga masyarakat tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana," ujar Slamet.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya