Jakarta - Bukti yang lebih banyak menunjukkan bahwa virus corona varian Omicron memengaruhi saluran pernapasan bagian atas, sehingga menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada varian Covid-19 sebelumnya, kata pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dikutip dari Reuters, Rabu, 5 Januari 2022.
"Kami menemukan lebih banyak studi yang memperlihatkan bahwa Omicron menginfeksi bagian atas tubuh. Berbeda dari yang lain, yang dapat menyebabkan pneumonia parah," kata Manajer Insiden WHO Abdi Mahamud di hadapan wartawan di Jenewa.
Menurut dia, fakta itu bisa menjadi "kabar baik". Namun, dia menambahkan, penularan Omicron yang tinggi menandakan varian tersebut bisa menjadi dominan dalam beberapa pekan di banyak tempat.
Hal itu dapat menjadi ancaman bagi negara-negara yang mayoritas penduduknya tetap tidak bersedia divaksin.
Pernyataannya tentang penurunan risiko penyakit parah mendukung data lain yang mencakup sebuah studi di Afrika Selatan, yang merupakan salah satu negara pertama yang melaporkan kemunculan Omicron.
Akan tetapi, Mahamud juga memberikan satu peringatan, seraya menyebut Afrika Selatan ada "situasi yang berbeda" lantaran mempunyai populasi muda di antara faktor lainnya.
Disinggung soal apakah perlu vaksin khusus Omicron, Mahamud mengatakan terlalu dini untuk mengatakannya, tetapi ia menekankan bahwa keputusan tersebut membutuhkan koordinasi global dan jangan dilimpahkan ke sektor komersial untuk memutuskannya sendiri. []