Pilihan Senin, 06 Juni 2022 | 17:06

Wilmar Simanjorang, di Usia Tak Muda Dedikasikan Hidup untuk Danau Toba

Lihat Foto Wilmar Simanjorang, di Usia Tak Muda Dedikasikan Hidup untuk Danau Toba Wilmar E Simanjorang dengan latar belakang Danau Toba. (Foto: Facebook)
Editor: Tigor Munte

Medan - Usianya tidak lagi muda. Tapi semangatnya untuk Danau Toba tidak pernah menua. Dia jaga lingkungan, sebisa dia mampu.

Jika ada indikasi kebakaran di lereng Gunung Pusuk Buhit atau di kawasan Hutan Tele, meski misalnya hanya sebatas asap, dia sudah sibuk berkabar ke sana ke mari.

Dan matanya terus awas terhadap adanya upaya pihak-pihak yang mencoba mengusik kawasan danau.

Baik hutannya, airnya, pohonnya atau apa saja yang ada di sana.

Dr Wilmar Eliaser Simanjorang MSi. Pria kelahiran Samosir, 11 November 1954. 

Namanya tak asing sebetulnya. Dia seorang birokrat berpengalaman di Departemen Perindustrian (Kementerian Perindustrian).

Jabatan puncaknya adalah Penjabat Bupati Samosir 2004-2005. Sebelum menjabat bupati tersebut, dia seorang Kepala Bappeda di Pemkab Tobasa (kini Toba).

Selepas dari jabatan Penjabat Bupati Samosir, Wilmar bukannya pensiun. Aktivitasnya kian meninggi.

Coba lihat berbagai jabatan yang dipegangnya, selepas purnabakti dari PNS. 

Ketua Gerakan Penyelamatan Kawasan Danau Toba, dan Ketua Hoetagindjang Pusuk Buhit Ecotourism Movement.

Manager Geoarea Samosir Geopark Kaldera Toba 2016 hingga kini dan Pakar Geopark Kaldera Toba 2016-2017.

Ketua Komisi Bidang Edukasi Geopark Kaldera Toba 2017 hingga sekarang, dan Kepala Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba 2017 sampai sekarang.

Buku tentang Danau Toba

Wilmar baru saja lulus Pascasarjana IAKN Tarutung Teologia/Misiologi, persisnya pada tahun 2020 dengan predikat cum laude.

Baca juga:

Asap Tebal dari Lereng Gunung Pusuk Buhit, Lingkungan di Danau Toba Terancam Rusak

Disertasinya berjudul `Penyelamatan Kawasan Wisata Danau Toba Berbasis  Teologi Kristen: Tugas dan Tanggung Jawab Gereja`.

Dan karya ilmiah ini menurut Wilmar, dalam proses pembuatan menjadi sebuah buku yang dikerjakan BPK Gunung Mulia.

"Semoga bulan November 2022 selesai dan kita akan gelar launching sekaligus bedah bukunya," kata Wilmar dengan semangat.

Wilmar memang rajin menulis, selain sering menjadi pembicara di berbagai forum nasional, regional, dan lokal tentang Danau Toba.

Cukup banyak tulisan bentuk opini atau artikel di sejumlah media regional dan menjadi narasumber media nasional termasuk koran Kompas.

Isu yang diusung, tak pernah lepas dari spirit tentang Kawasan Danau Toba dan Kaldera Toba.

Wilmar juga peraih ragam penghargaan. Sebut misal, piagam penghargaan dari Menteri Kehutanan berupa “Wana Lestari” sebagai penghargaan atas konservasi di Desa Hutaginjang Gunung Pusuk Buhit, Samosir melalui penanaman pohon Sengon di Jakarta pada Agustus 2011. 

Piagam penghargaan dari Badan Pengelolaan Ekosistem dan Kawasan Danau Toba berupa “Danau Toba Award” sebagai Penyelamat Lingkungan di Parapat, Desember 2011.

Dan untuk dua penghargaan di atas, Wilmar akhirnya mengembalikannya kepada Presiden dan Menteri Kehutanan pada 3 September 2013.

Dia kecewa karena praktik perusakan kawasan hutan di Kawasan Danau Toba masih terus berlangsung. []



Berita Terkait

Berita terbaru lainnya