Pilihan Selasa, 13 Agustus 2024 | 18:08

YKTN Perkenalkan Hasil Tenun di Samosir Music International: Bangga Budaya Indonesia

Lihat Foto YKTN Perkenalkan Hasil Tenun di Samosir Music International: Bangga Budaya Indonesia Pameran tenun di Samosir Music International 2024. (Foto:Dok.YKTN)

Samosir - Yayasan Kreasi Tenun Nusantara (YKTN) turut menyukseskan pagelaran Samosir Music International (SMI) Festival yang berlangsung di Open Stage Tuk-Tuk Siadong, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Salah satu yayasan yang berfokus pada pelestarian bakat dan juga hasil-hasil tenun di Indonesia ini terlibat sejak dimulainya kegiatan SMI, tepatnya dari tanggal 9 hingga 11 Agustus 2024.

Ketua YKTN, Claudia Rande Sumomba mengungkapkan bahwa keterlibatan pihaknya dalam SMI baru kali pertama dilakukan.

Dia menjelaskan, pada kegiatan SMI Festival 2024, YKTN mengadakan dua kegiatan, yaitu pameran hasil tenun dan wokrshop tenun.

"Dalam pameran ini, kami berusaha untuk dapat memperkenalkan berbagai ragam tenun dan teknik tenun yang ada di Nusantara," kata Rande kepada wartawan, Selasa, 13 Agustus 2024.

Ada pun beberapa hasil tenun yang mereka pamerkan dalam kegiatan itu, di antaranya Ulos Toba, Uis Karo, dan Simalungun.

Pameran tenun di Samosir Music International 2024. (Foto:Dok.YKTN)

"Kita juga akan menyusuri daerah-daerah penghasil tenun di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, dan Maluku Tenggara," ujarnya.

Tak hanya sekadar memperlihatkan keindahan dari hasil tenun daerah, kata dia, YKTN juga berniat membangkitkan kecintaan terhadap berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia.

"Sebenarnya tujuan utama kami adalah untuk meningkatkan rasa cinta dan bangga akan budaya Indonesia," tuturnya.

Kegiatan kedua yang YKTN lakukan di kawasan Danau Toba itu adalah wokrshop tenun.

Pada kesempatan ini, para penenun dari desa Lumban Suhi Suhi Toruan memperlihatkan secara langsung bagaimana cara memintal benang dan merajut tenun.

"Para penenun ini sebelumnya aktif mengikuti pelatihan tenun. Para penenun ini telah menenun berbagai motif kain ulos. Bahkan hasil karyanya telah dikirimkan ke berbagai daerah di Indonesia," kata Rande.

Selain itu, sambungnya, para penenun juga menguraikan cara mewarnai benang dengan pewarna alami.

"Hal ini cukup membanggakan, mengingat warna dasar alami tersebut telah mendapatkan hak paten," ucapnya.

Diketahui, kegiatan ini dihadiri oleh warga lokal dan wisatawan dari berbagai daerah bahkan wisatawan asing. Mereka yang hadir, dapat langsung belajar bagaimana cara menenun ulos.

Pameran tenun di Samosir Music International 2024. (Foto:Dok.YKTN)

Melihat respons baik pengunjung terkait dengan kegiatan ini, Rande berharap karya-karya para penenun semakin dikenal dan dicintai khalayak, khususnya masyarakat Indonesia.

"Dan besar harapan, para penenun mendapatkan perhatian lebih oleh pihak pemerintah karena merekalah para penerus yang akan menjaga peradaban budaya tenun di Indonesia," katanya.

"Kegiatan semacam ini juga telah kami rencanakan akan diadakan di daerah lain di Indonesia dan juga di luar negeri, sehingga semakin banyak orang yang mengenal kekayaan budaya Indonesia," tutur Rande menambahkan.

Founder Samosir Music International (SMI), Henry Manik dan Pembina YKTN, Sahat Sinurat. (Foto: Opsi/Fernandho Pasaribu)

Sebelumnya, Founder Samosir Music International (SMI), Henry Manik mengapresiasi keterlibatan Yayasan Kreasi Tenun Nusantara (YKTN) dalam penyelenggaraan SMI Festival 2024.

Dia meyakini kolaborasi dengan YKTN untuk kembali menggelar SMI tahun 2025 mendatang dengan cara yang lebih megah.

Henry pun mengakui bahwa Pembina YKTN, Sahat Sinurat mengerti apa yang dipikirkannya terkait acara tersebut.

Ia berharap, dengan jejaring yang dimiliki Sahat ditingkat pusat dapat membantu penyelenggaraan SMI 2025 dengan mengundang berbagai sponsor.

"Semenjak komunikasi dengan Sahat, aku yakin dia mengerti apa yang kupikirkan. Dengan network-nya melalui YKTN, kita mengharapkan lobi-lobi di atas (sponsor)," kata Henry diwawancara di Samosir, Minggu, 11 Agustus 2024.

"Jadi ada beberapa kekuatan yang kita kumpulkan sekarang untuk membangun dan mengeskalasi SMI lebih baik lagi," sambungnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan akan kembali berdiskusi dengan YKTN terkait rencana penyelenggaraan SMI berikutnya.

"Aku yakin dengan adanya bantuan mereka ini, dan melihat situasi nanti, aku akan berdiskusi dengan mereka," ucap Henry Manik.

Sementara itu, Pembina Yayasan Kreasi Tenun Nusantara (YKTN) Sahat Sinurat menyebut bahwa kolaborasi antara pihaknya dengan SMI baru pertama kali dilakukan.

Kendati demikian, Ketua Umum Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) ini berharap dapat kembali menggelar kegiatan serupa di Samosir, Sumatera Utara.

"Tahun ini menjadi kolaborasi pertama YKTN dengan Samosir Music International. Kita berharap tahun depan akan terus berkolaborasi antara SMI dengan YKTN. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan sekarang, bisa kita tingkatkan lagi di tahun depan," kata Sahat saat memberikan sambutan di acara SMI 2024, Sabtu malam, 10 Agustus 2024.

"Terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh semua pihak, Pemkab Samosir, BPODT, dan forkopimda," ucap Sahat menambahkan.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya