Jakarta - Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menyebut, Ferdy Sambo lah yang terlebih dahulu menembak Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) hingga tewas. Baru setelah itu ajudannya, Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E) menjalankan instruksi atasan untuk menjadi eksekutor terakhir.
Hal itu Sahroni ungkap saat dirinya menjadi pembicara di Podcast Deddy Corbuzier.
"Atas pengakuan yang bersangkutan akhirnya dia mengakui bahwa dia (Sambo) yang menembak (Brigadir J)," kata Sahroni dikutip Minggu, 4 September 2022.
Baca juga: Polri Tak Menahan Istri Sambo, Rasa Keadilan Rakyat Tersakiti
Deddy yang merasa keheranan pun menanyakan kepada Sahroni, berapa kali Sambo meletuskan timah panas ke Brigadir J. Deddy juga kembali memastikan, apa betul Sambo yang menjadi eksekutor pertama.
"(Iya) Sambo, ya mungkin tiga kali ya (menembak) dari belakang," kata politikus NasDem itu.
Setelah Brigadir J hilang nyawa, Sambo pun memerintahkan Ricky Rizal untuk menembak Brigadir J. Namun, Bripka Ricky menolak. Sementara Bharada E tidak berani menolak perintah pimpinan.
"Mati dulu (Brigadir J), ditembak lagi, disuruh si ajudannya. Ajudan yang pertama nolak, ajudan yang kedua (menembak)," kata Sahroni.
Baca juga: Setelah Chuck Putranto, Kini Kompol Baiquni Wibowo Dipecat dari Polri
"(Brigadir J) sudah mati, (ditembak sama Sambo) iya," lanjut Sahroni.
Sahroni pun menyinggung sedikit Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Bharada E, perihal Bharada E yang lebih awal mengeksekusi Brigadir J.
Namun, dia memastikan, Sambo adalah eksekutor awal yang menembaki Brigadir J pada 8 Juli 2022 lalu. Bharada E disebut menembak belakangan. Tugasnya memastikan Brigadir J benar sudah tewas.
"Betul (Sambo nembak duluan), ditambah (tembakan Bharada E), biar meyakini biar mati sekalian. Padahal sudah mati, bersimbah darah lah, yang disuruh (menembak akhir) ajudannya Bharada E," ujar Sahroni.
Posisi Bharada E dinilai serba salah, sebagai ajudan tidak bisa menolak perintah pimpinan.
"Makanya saya berharap si Bharada E menjadi orang yang bebas dari aturan yang ada di kepolisian. Bharada E nembak. Harusnya (Bharada E) bisa lepas, namanya bisa dibersihkan" kata Sahroni. []