News Selasa, 14 Juni 2022 | 15:06

Kunjungan Turis Asing ke Indonesia Meningkat 499 Persen 

Lihat Foto Kunjungan Turis Asing ke Indonesia Meningkat 499 Persen  Turis asing di Bali. (Foto: Kemenparekraf)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia pada April 2022 melalui pintu masuk utama mencapai 11 ribu lebih. 

Naik lima kali lipat atau 499 persen jika dibandingkan dengan April 2021.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut itu dalam weekly press briefing di Jakarta, Senin, 13 Juni 2022 kemarin.

Dia mengatakan pencapaian tersebut menunjukkan bahwa pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif semakin nyata.

Seiring dengan penanganan pandemi Covid-19 yang kian terkendali serta berbagai relaksasi kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia.

Jika dibandingkan bulan sebelumnya atau month on month, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada April 2022 meningkat 172 persen. 

Kunjungan turis asing didominasi lima negara, yaitu Australia sebanyak 14 persen, Singapura 11, 4 persen, Malaysia 7,8 persen, India 6,1 persen dan Inggris 5,5 persen.

Menteri Sandiaga optimistis data kunjungan turis pada Mei 2022 dan bulan-bulan selanjutnya akan meningkat secara signifikan. 

Ia memprediksi puncak peningkatan wisatawan ini akan jatuh pada Juli dan Agustus 2022.

Baca juga:

10 Destinasi Wisata di Lombok yang Wajib Dikunjungi

Disebutkan, menggeliatnya pariwisata belakangan ini memberikan suatu optimisme bahwa target tahun ini akan tercapai.

Pergerakan turis domestik 550 juta, saat mudik sebagian sudah tercapai. Kunjungan turis asing 1,8 sampai 3,6 juta dan realisasi investasi pariwisata tahun ini sebesar 2,5 miliar dolar AS.

Menteri Sandiaga mengatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan semua pihak untuk membuka dan menambah frekuensi penerbangan ke Indonesia, terutama Bali. 

“Kami ingin melakukan penjajakan peluang-peluang dibukanya jalur dan rute baru misalnya Wakatobi, Belitung, dan beberapa rute-rute yang sekarang membutuhkan penerbangan tambahan,” kata dia.

Dia menyadari banyak tantangan atau kendala yang dihadapi untuk membuka rute baru dan menambah jadwal penerbangan. 

Misalnya terbatasnya jumlah pesawat, walaupun permintaan meningkat, namun jumlah pesawat masih sangat terbatas.

Hal ini dikarenakan pandemi yang membuat pesawat-pesawat tersebut dirumahkan, bahkan SDM-nya pun juga turut dirumahkan. 

“Dan maskapai penerbangan saat ini juga telah melakukan revitalisasi. Sekarang ada sekitar 350 pesawat yang beroperasi dari 550. Ini yang tentunya perlu kita sikapi karena banyak yang masih mengalami maintenance,” katanya.

Selain itu, tidak semua negara menerapkan kebijakan pembukaan border, misalnya China yang masih belum membuka perbatasannya. 

Dia juga menginginkan peran aktif pelaku parekraf untuk melakukan promosi pariwisata, mulai dari travel agent, tour operator, hingga para pelaku UMKM. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya