Daerah Selasa, 14 Februari 2023 | 22:02

Upaya Horas Halak Hita Mencegah Stunting di Kawasan Danau Toba

Lihat Foto Upaya Horas Halak Hita Mencegah Stunting di Kawasan Danau Toba Komunitas Horas Halak Hita mengadakan seminar dengan tema 'Upaya Pencegahan Stunting di Kawasan Danau Toba’ yang digelar di gereja HKBP Simorangkir, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, pada Senin, 13 Februari 2023. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Tarutung - Komunitas Horas Halak Hita mengadakan seminar dengan tema `Upaya Pencegahan Stunting di Kawasan Danau Toba`.

Kegiatan digelar di Gereja HKBP Simorangkir, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara, pada Senin, 13 Februari 2023.

Seminar ini merupakan kolaborasi komunitas Horas Halak Hita dengan PT Wilmar.

Hadir sebagai narasumber, yaitu Yudhi Simorangkir dari Horas Halak Hita; Donna Situmeang selaku Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) Taput; dan Gabriel Nasution yang dikenal sebagai penulis buku stunting di Kawasan Danau Toba.

Yudhi mengatakan, Horas Halak Hita memiliki tanggung jawab moral untuk menurunkan angka stunting di Kawasan Danau Toba dan juga menyiapkan generasi Batak menuju Generasi Emas 2045.

Permasalahan stunting, kata Yudi, bukan hanya disebabkan faktor ekonomi semata.

Akar stunting berasal dari kemiskinan akut yang mengakibatkan kurangnya akses masyarakat mendapatkan fasilitas kesehatan, pemenuhan kebutuhan gizi, dan kurangnya kesadaran masyarakat terkait sanitasi.  

Baca juga: Cegah Anak Stunting dan Tingkatkan Kecerdasan dengan Makan Ikan

Donna Situmeang menyebut, saat ini Pemkab Taput menyiapkan pendampingan kepada masyarakat, seperti kader siap siaga desa yang berjumlah 841 dan tim PKK Desa sebanyak 241. 

Langkah lainnya adalah pemberian gizi dan nutrisi yang baik kepada anak, dan revitalisasi puskesmas yang ramah kepada anak. 

"Pemkab Taput juga berperan aktif melakukan pencatatan kepada anak stunting dan bantuan medis,” katanya.

Baca juga: Kasus Stunting di Kabupaten Cirebon Masih Tinggi

Gabriel Nasution menegaskan, perlu intervensi pemuka dan tokoh agama untuk meminimalisir angka stunting. 

Hanya saja kata dia, tokoh agama harus memiliki kredibilitas dan kemampuan komunikasi yang baik.

“Seorang tokoh agama yang baik harus mampu dipercaya  dengan kekuatan persuasif  untuk menyadarkan individu akan kesehatan dan gizi,” ujarnya.

Dia meneruskan, dampak positif dari mudahnya masyarakat menerima paparan teks-teks agama, informasi gizi yang disampaikan di mimbar dan program-program gereja yang dilaksanakan, mampu mengubah gaya hidup sehat masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesadaran dalam upaya pencegahan malnutrisi. 

Seminar yang dipandu Dhini Simorangkir ini turut dihadiri beberapa penatua gereja, pegawai Dinas PPKBP3A, dan ratusan peserta lainnya.

Kepala Desa Simorangkir, Doran Simorangkir kesempatan itu meminta supaya program ini terus dilanjutkan dan dikembangkan.  

"Jangan hanya sekali tetapi perlu dilatih," katanya. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Horas Halak Hita dan PT Wilmar atas terselenggaranya acara ini,” imbuhnya.[]

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya