Daerah Senin, 14 Februari 2022 | 07:02

11 Orang Tewas dalam Ritual di Pantai Payangan, Bupati Jember Bilang Begini

Lihat Foto 11 Orang Tewas dalam Ritual di Pantai Payangan, Bupati Jember Bilang Begini Evakuasi warga yang tenggelam di pantai payangan Jember. (Foto: Opsi/Tribunnews.com)
Editor: Rio Anthony

Jember - Bupati Jember Hendy Siswanto menjenguk korban ritual Pantai Payangan, Jember, yang dirawat di Puskesmas Ambulu. Hendy juga melihat kondisi korban meninggal yang masih disemayamkan.

"Hari ini warga Jember sedang terkena musibah, jam 1 dini hari tadi, yang tergabung dalam Kelompok Tunggal Jati Nusantara, menjadi korban tergulung ombak di Pantai Payangan," kata Hendy, Minggu 13 Februari 2022.

Hendy mengaku prihatin terhadap musibah yang menimpa warganya, saat ritual di Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu.

Bupati mengaku baru tahu ada kelompok ritual yang bernama Tunggal Jati Nusantara di wilayah Jember.

"Kami tidak mengerti ritual apa ini? sehingga nanti yang tidak jadi korban (meninggal), akan kita tanyai detail, ada apa dari kejadian ini," tanyanya.

Dia akan mengorek keterangan salah satu korban yang selamat. Diketahui berinisial NH 35 tahun, warga Dusun Bontosari, Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Jember, yang juga ketua kelompok ritual tersebut.

Sehingga nantinya, kata Hendy, akan diketahui langkah apa yang bisa dilakukan untuk menangani persoalan tersebut.

"Syukur alhamdulillah dari kejadian ini, untuk 11 korban meninggal sudah ketemu semua. Mungkin nanti akan dilakukan otopsi kemudian dilanjutkan diserahkan kepada pihak keluarga," ucapnya.

Menanggapi kasus serupa dinilai sering terjadi di wilayah Pantai Payangan itu, Bupati akan melakukan pendekatan secara agama. Berkoordinasi dengan OPD terkait dan para pemuka agama.

"Kami akan melakukan pembinaan kepada masyarakat sekitar. Untuk memberikan edukasi dan penguatan soal agama," ucapnya.

Sebagai langkah antisipasi di lokasi wisata yang dikenal indah, juga dekat dengan Teluk Love nya itu, Bupati Hendy akan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat.

"Karena yang saya tahu, saat pagi hari tidak ada yang jaga lokasi wisata tersebut. Apalagi sekarang juga musim ombak besar. Jadi kami imbau wisatawan untuk taat aturan di lokasi wisata," ujarnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya