Jakarta - Politikus senior Partai Golkar Azis Samual dipanggil penyidik Polda Metro Jaya sebagai saksi kasus penganiayaan Ketum DPP KNPI Haris Pertama. Haris pun menduga, Azis terkait langsung dengan insiden pengeroyokan yang menimpa dirinya beberapa waktu lalu.
"Ada dugaan kuat keterkaitan kasus saya dengan Azis Samual, cuman yang saya bingung saksi ini yang dipanggil kok saya tidak kenal. Terus siapa yang kenal sama saya, sakit hatinya apa, buka dong ke publik. Permasalahannya apa. Jadi publik tahu. Saya berharap para pelaku atau saksi mengaku ke masyarakat," ujar Haris saat dikonfirmasi wartawan, Selasa, 1 Maret 2022.
Selain itu, Haris juga mengakui kerap melontarkan sikap kritis terhadap Ketua Umum Partai Golkar dan itu diduga menjadi pemantik. Namun, ia menganggap hal itu sesuatu yang lumrah. Terlebih sebagai anggota, Haris menginginkan Partai Golkar kelak menjadi besar.
Baca juga: Pengeroyokan Haris Pertama, Polisi Panggil Politisi Golkar
"Saya pernah kirim berita atau mungkin tulisan di grup-grup partai. Indikasi ke sana dan tidak ada yang berdebat sama saya main kata-kata apalagi sampai saling hina, saling maki," ucap Haris.
Pemanggilan Azis Samual turut dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan. Menurutnya, pemanggilan Azis baru sebatas saksi pada kasus tindak pidana kekerasan tersebut.
"Iya, panggilannya sebagai saksi," kata Zulpan saat dikonfirmasi, Senin, 28 Februari 2022.
Baca juga: Meski Wajah Babak Belur, Haris Pertama Tetap Hadiri Sidang Ferdinand Hutahaean
Dia menyebut, Azis Samual akan diperiksa hari ini karena penyidik masih membutuhkan keterangan dari Azis berkaitan kasus pengeroyokan Haris. Namun, Zulpan belum membeberkan keterkaitan antara Azis dengan kasus tersebut.
"Diperlukan (keterangannya) makanya dipanggil," kata Zulpan.
Haris dikeroyok orang tidak dikenal (OTK) di parkiran Restoran Garuda, Cikini, Jakarta Pusat pada Senin, 21 Februari 2022. Polda Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pengeroyokan berinisial MS, JT, dan SS pada Selasa, 22 Februari 2022.
"Dari empat pelaku tiga ditangkap. MS kelahiran Ambon 1978, JT kelahiran Ambon 1979, dan SM lahir di Ambon (61)," tuturnya.[]
