Daerah Jum'at, 15 April 2022 | 15:04

Dua Ekor Gajah Dewasa Ditemukan Mati di Langkat

Lihat Foto Dua Ekor Gajah Dewasa Ditemukan Mati di Langkat Petugas menguburkan bangkai gajah yang ditemukan mati di areal perkebunan warga di Dusun Aras Napal Kanan, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat. (Foto: BBKSDA Sumut)

Medan - Dua ekor gajah dewasa ditemukan mati di areal perkebunan milik masyarakat di Dusun Aras Napal Kanan, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara (Sumut).

Dalam siaran pers Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara yang diterima Jumat, 15 April 2022, penemuan itu berawal pada Minggu 10 April 2022, ihwal diterima laporan adanya bangkai satu ekor satwa liar Gajah Sumatra (Elephas Maximus Sumatrae) di perkebunan jeruk milik masyarakat di Dusun Aras Napal Kanan, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang.

Keberadaan bangkai gajah ini pertama kali dilaporkan oleh pemancing ikan yang melaporkan kepada petugas Resort Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), dan meneruskannya kepada Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Stabat.

Saat pengecekan lokasi yang dilakukan oleh petugas Resort KSDA Aras Napal 242, ditemukan bangkai gajah dewasa, jenis kelamin betina dengan kondisi sudah mulai membusuk.

"Pada tubuhnya ditemukan banyak luka bekas tusukan, dengan usus terburai dan caling sudah tidak ditemukan lagi," kata Plt Kepala Balai Besar KSDA Sumut, Irzal Azhar dalam keterangannya dikutip Jumat hari ini.

Hasil ploting kordinat yang dilakukan petugas, bangkai gajah tersebut posisinya berada di Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang berbatasan dengan TNGL dan jarak terdekat dari TNGL sekitar 150 meter.

Pada saat petugas melakukan pengecekan, diperoleh informasi dari masyarakat bahwa di lokasi lain juga ditemukan kerangka gajah.

"Kemudian petugas Resort KSDA Aras Napal 242 melakukan pengecekan ke lokasi, dan menemukan kerangka gajah yang sudah membusuk. Kondisi tinggal tulang belulang yang berceceran, terdapat juga sisa-sisa bangkai yang sudah mencair. Kondisi tulang belulang pun tidak lengkap. Diperkirakan sudah mati lebih dari 6 bulan," ujarnya.

Hasil ploting kordinat, posisi kerangka gajah berada di areal 242 Aras Napal dan berjarak 140 meter dari hutan TNGL. Sedangkan jarak lurus kedua posisi bangkai gajah ini sejauh 1,4 Km.

Kemudian, katanya, pada 13 April 2022 telah dilakukan penanganan tindaklanjut laporan adanya gajah yang mati di itu.

Penanganan dengan melakukan pengumpulan data dan informasi di tempat kejadian, serta melakukan nekropsiatas cadaver gajah.

"Penanganan dilakukan oleh tim dari Seksi Konservasi Wilayah II Stabat, bersama dengan lembaga mitra Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Center (YOSL-OIC), dan Balai Besar TNGL dengan tim medis dari Balai Besar KSDA Sumatra Utara serta dari YOSL-OIC," kata dia.

Berdasarkan hasil pengamatan tim medis saat dilakukan nekropsis, pada gajah ditemukan luka tusukan benda tumpul dithorax dan abdomen, vulnusscissum (luka sayatan) benda tajam dicaling, memar pada otot (rusuk kanan), luka pada kaki kanan.

Kemudian luka benda tumpul pada abdomen yang mengakibatkan pendarahan pada organ bagian dalam, sehingga menyebabkan kehilangan banyak darah sampai akhirnya mati.

Menurutnya, gajah mati akibat kehabisan darah dan luka organ dalam akibat tusukan benda tumpul di bagian dada dan perut. Bekas tusukan identik dengan bekas tusukan gading jantan dewasa.

"Diperkirakan gajah betina didatangi oleh gajah jantan yang sedang masa musth, kemudian menyerang dan memaksa untuk kawin, namun gajah betina yang tidak dalam periode estrus atau belum siap untuk kawin, melakukan perlawanan sehingga akhirnya menyebabkan kematian gajah betina," jelasnya.

Tindakan selanjutnya, tambahnya, dilakukan penguburan cadaver gajah di tempat kejadian dengan menggali kuburan dengan kedalaman 2 meter yang dibantu oleh masyarakat setempat.

"Selain itu juga, dilakukan pengambilan sampel berupa isi lambung dan bagian lambung, untuk dilakukan uji toksik ke laboratorium," ucapnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya