News Sabtu, 23 Juli 2022 | 17:07

Investasi Manufaktur Capai Rp 230 Triliun, Menperin: Naik Sebesar 38 Persen

Lihat Foto Investasi Manufaktur Capai Rp 230 Triliun, Menperin: Naik Sebesar 38 Persen Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto:Istimewa)

Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan investasi sektor manufaktur mencapai naik dari Rp 167,1 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp 230,8 triliun pada semester I-2022.

Angka tersebut memberikan kontribusi sebesar 39,5 persen dari total nilai investasi yang menembus Rp 584,6 triliun pada semester I tahun 2022.

"Sektor industri manufaktur nilai investasinya naik dari Rp167,1 triliun pada semester I-2021, menjadi Rp230,8 triliun di semester I 2022 atau naik double digit sebesar 38 persen," kata Menperin Agus di Jakarta, seperti mengutip ANTARA, Sabtu, 23 Juli 2022.

Dia menjelaskan selama ini peningkatan investasi di sektor industri selalu memberikan dampak berantai yang luas bagi perekonomian nasional.

Selain menambah devisa dan penyerapan tenaga kerja, juga memperkuat struktur manufaktur sehingga industri di Indonesia bisa lebih berdaya saing.

"Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi, karena didukung dengan potensi pasar yang besar dan kebijakan pemerintah yang probisnis kepada para pelaku usaha, termasuk upaya mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19," ujarnya.

Dia menegaskan pemerintah bertekad konsisten meningkatkan iklim usaha dan investasi yang kondusif, serta mengendalikan pandemi agar realisasi investasi terus meningkat.

"Selain itu permintaan domestik yang kian membaik seiring pula dengan keleluasaan mobilitas aktivitas masyarakat, serta percepatan pemberian vaksin booster kepada masyarakat dan para pekerja industri, menjadi jaminan atas tetap tingginya minat investor berekspansi di Tanah Air," tuturnya.

Merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada Januari-Juni 2022 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sektor industri sebesar Rp 65,2 triliun atau berkontribusi 23,8 persen dari total PMDN Rp 274,2 triliun.

Sementara itu Penanaman Modal Asing (PMA) sektor industri menembus Rp 165,6 triliun, penyumbang tertinggi 53,4 persen dari total PMA Rp 310,4 triliun.

"Investor saat ini lebih banyak mengincar sektor produktif seperti industri manufaktur dibanding sektor lainnya. Oleh karena itu, selain mendorong sektor industri padat modal untuk transfer teknologi, kami juga memacu sektor industri padat karya sebagai upaya meningkatkan serapan tenaga kerja di dalam negeri," katanya.

Sepanjang semester I 2022 sektor manufaktur yang memberikan kontribusi terbesar pada PMDN adalah industri makanan dengan nilai Rp 24,2 triliun atau naik 8,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sedangkan untuk PMA, kontribusi terbesar industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang mencapai 5,7 miliar dolar AS atau naik 26,3 persen, serta industri kimia dan farmasi sebesar 1,8 miliar dolar AS atau naik 8,1 persen.

"Secara kumulatif untuk PMDN dan PMA pada semester I 2022 investasi sektor manufaktur yang paling dominan adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 87,9 triliun atau naik 15 persen (yoy), disusul industri makanan sebesar Rp 42 triliun atau naik 7,2 persen," ucap dia.

Menurutnya, kebijakan pemerintah yang konsisten menerapkan hilirisasi industri dan menyetop ekspor bahan mentah, dinilai menjadi potensi peningkatan investasi khususnya di industri peleburan dan pemurnian (smelter).

"Pabrik smelter mulai tumbuh di sejumlah wilayah luar Jawa. Artinya, akan mendorong pemerataan ekonomi atau sejalan dengan pembangunan Indonesia sentris," kata Menperin.

Di samping itu perlu upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan industri yang ramah lingkungan. Sebab dunia saat ini cenderung memilih produk dari industri pengguna energi baru dan terbarukan.

"Selain upaya peningkatan nilai tambah bahan baku di dalam negeri melalui hilirisasi industri, kami juga berkomitmen mempercepat pengembangan industri hijau dan membangun ekosistem kendaraan listrik. Hal ini sejalan dengan program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0, dengan target besarnya masuk Top 10 negara dengan ekonomi terkuat di dunia tahun 2030," ucap Menperin Agus Gumiwang.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya