Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan hingga Rabu, 22 Desember 2021, pemerintah telah menyuntikkan sedikitnya 263 juta dosis vaksin Covid-19 kepada masyarakat. Menurut dia, fase distribusi hingga penyuntikan vaksin secara massal adalah proses yang tidak mudah.
Hal itu Presiden Jokowi kemukakan saat berpidato di Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Provinsi Lampung, Selasa, 22 Desember 2021.
"Bapak kiai bisa membayangkan menyuntikkan kepada 263 juta kali suntikan itu sebuah pekerjaan yang sangat rumit, sangat kompleks, belum membawa vaksinnya ke tempat-tempat yang sangat sulit di atas gunung, ke pulau-pulau kecil dengan membawa perahu dengan naik sepeda motor, membawa box untuk pendingin vaksin," kata Jokowi di hadapan peserta Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama.
Jokowi merincikan, dari 263 juta dosis vaksin yang telah disuntikkan, untuk 73,9% merupakan dosis pertama. Sementara dosis kedua sudah mencapai 51,8%. Dia mengharapkan vaksinasi massal dapat terus digenjot untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity.
"Kita harapkan segera bisa mencapai 70% untuk mengejar agar Covid-19 tidak menyebar ke mana-mana lagi. Hari ini juga telah disuntikkan kepada anak-anak 6-11 tahun sudah satu juta (dosis). Kecepatannya sangat bagus sekali alhamdulillah," ujar dia.
Kendati demikian, Jokowi mewanti-wanti seluruh pihak untuk mewaspadai Covid-19 varian Omicron yang tingkat penularannya sangat cepat.
"Tapi kita tetap harus masih hati-hati, masih harus waspada, karena sekarang muncul varian baru Omicron setelah ada 83.000 kasus di dunia dan negara kita Indonesia juga telah masuk," ucapnya.
Jokowi pun mengharapkan Muktamar ke-34 NU tidak menjadi klaster baru Covid-19.
"Sekali lagi saya sangat mengapresiasi protokol kesehatan didampingi Satgas dalam Muktamar ini dan kita semuanya kembali ke daerah masing-masing dalam keadaan sehat," ujar Jokowi. []