Jakarta - Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Lukita Awang Nistyantara menyebutkan pihaknya membatasi kunjungan wisatawan ke kawasan Taman Nasional Komodo.
Untuk memutuskan itu kata Lukita, menjalin kerja sama dengan Pemprov Nusa Tenggara Timur dalam melakukan kajian.
"Kami berkesimpulan bahwa penting untuk membatasi kunjungan wisatawan ke kawasan Taman Nasional Komodo, khususnya ke Pulau Komodo dan Pulau Padar menjadi sebanyak maksimal 200 ribu orang per tahun," kata Lukita dilansir dari laman Kemenparekraf, Selasa, 12 Juli 2022.
Alasan utama pembatasan wisatawan imbuh Lukita, agar komodo tetap lestari ke depannya.
Diketahui terjadi kenaikan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo (TNK) menjadi Rp 3.750. 000.
Besaran biaya itu katanya untuk kepentingan biaya konservasi nilai jasa ekosistem lingkungan di kawasan tersebut.
Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pada Senin, 11 Juli 2022 di Jakarta.
Sandiaga mengatakan biaya sebesar Rp 3.750 ribu merupakan total keseluruhan dari biaya konservasi nilai jasa ekosistem selama satu tahun yang diperoleh melalui kajian dari para ahli.
Nilai jasa ekosistem merupakan sumber daya alam yang menunjang keberlangsungan kehidupan makhluk hidup, seperti air, oksigen, sumber makanan, dan mencakup pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh wisatawan.
Baca juga:
DPR: Jangan Sampai Ada Isu Internasional Nyatakan Indonesia Tak Mampu Merawat Komodo
Biaya ini disebut selain tarif tiket masuk kawasan TNK juga pemberian suvenir buatan masyarakat sekitar Pulau Komodo bagi wisatawan yang datang berkunjung.
Sandiaga menilai kebijakan ini akan bisa menarik lebih banyak wisatawan yang menghargai upaya konservasi dan ikut membangun destinasi-destinasi lain di Nusa Tenggara Timur sebagai destinasi wisata unggulan.
Melalui biaya konservasi ini diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah menjaga kelestarian alam serta bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di kawasan Taman Nasional Komodo.
"Jadi menurut saya kita akan fokus kepada pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan dan tentunya akan memberikan manfaat bukan hanya dari sisi ekonominya saja, tapi juga dari sisi pelestarian lingkungan dan segala aspek," katanya.
Koordinator Pelaksana Program Penguatan Fungsi di Taman Nasional Komodo, Carolina Noge menjelaskan biaya konservasi yang dikenakan ke setiap pengunjung ini nantinya akan digunakan sebagai program-program konservasi.
“Di dalam biaya konservasi tersebut sudah ada pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat yang kami bungkus bersama. Salah satunya adalah suvenir, jadi setiap pengunjung akan mendapat suvenir dari hasil kerajinan tangan masyarakat setempat. Ini akan kami dampingi dan tambah nilai ekonominya,” ujarnya. []