Kupang - Perayaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional II di Kupang yang berlangsung di Stadion Oepoi, Kupang, NTT resmi ditutup pada Senin malam, 31 Oktober 2022.
Setelah sambutan penutupan, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa`adi melakukan pemukulan beduk.
Pada saat bersamaan Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang membunyikan lonceng gereja, dan Wakil Gubernur NTT Yosef A Naisoi memukul gong.
Pemukulan beduk dan membunyikan lonceng gereja ini memberi pesan kebersamaan, persatuan, dan keberagamaan sebagai salah satu pesan penting dari Pesparani II.
Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa’adi dalam sambutannya mengaku sangat bangga karena Pesparani II melibatkan umat dari berbagai agama baik sebagai panitia maupun pembawa acara.
Menurutnya, ini adalah contoh nyata tentang persaudaraan antar umat beragama.
"Saya sangat bangga karena kepanitiaan Pesparani melibatkan umat berkeyakinan lain. Bahkan, Ketua Umum Panitia Pesparani II adalah seorang muslim, yaitu Bapak H. Jamaluddin Ahmad, adalah tokoh agama Islam. Ini adalah wujud kebersamaan dan toleransi riil yang tumbuh subur di NTT," kata Zainut seperti mengutip keterangan yang diterima, Rabu, 2 November 2022.
"Inilah buah dari moderasi beragama yang terus kita gaungkan. Contoh nyata dari tema "Membangun Persaudaraan Sejati Untuk Indonesia Maju" telah kita saksikan dalam Pesparani," sambungnya.
Sehubungan dengan itu Ketua Umum Panitia Pelaksana KH Jamaludin Ahmad dalam sambutannya berharap, apa yang dilakukan Pesparani II ini bisa menjadi contoh bagi kegiatan serupa agama lain di seluruh wilayah Indonesia.
Dia pun mengajak semua pihak berdoa agar suatu saat ada juga orang Katolik, Kristen, Hindu, dan Budha menjadi ketua umum panitia pelaksana kegiatan MTQ tingkat nasional.
Pada pagelaran itu, Maluku berhasil menyabet juara umum Perparani II setelah meraih 5 champoin dan 11 medali emas dalam sebelas kategori berbeda.
Maluku yang bersaing ketat dengan beberapa daerah unggulan seperti DKI, Kaltim, Jawa Barat, dan Papua Barat.
Selain itu, acara penutupan berlangsung meriah. Hujan deras yang mengguyur pada sore hari, tidak menyurutkan minat dan antusiasme para peserta dan masyarakat Kupang. Ketika hujan deras turun, masyarakat tekun dan semangat mendaraskan doa Rosario.
Misa konselebrasi Penutupan dipimpin mgr. Petrus Turang bersama beberapa uskup dan didampingi puluhan imam.
Umat tekun menyimak dorongan semangat uskup Turang agar umat tetap optimis dalam berkegiatan sebagai warga bangsa, apalagi kegiatan yang dipayungi oleh undang-undang negara.
Setelah misa masyarakat larut dalam acara penutupan. Pengumuman para juara, penampilan kesenian dari Polda Maluku dan Kejaksaan Maluku turut memeriahkan malam penutupan.
Selanjutnya, tarian kolosal khas masyarakat NTT mengakhiri seluruh rangkaian acara. Sekadar informasi, Pesparani III berikutnya akan digelar di Jakarta.[]