Jakarta - Pertumbuhan sektor financial technology di Indonesia telah mentransformasi cara masyarakat bertransaksi, menabung sampai berinvestasi. Hal itu juga berkontribusi pada pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Merujuk pada riset dampak platform fintech Duniafintech.com awal tahun 2022, industri fintech mampu menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,45 persen dan menyumbang terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar lebih dari Rp 60 triliun.
Optimisme dalam sektor keuangan digital digaungkan oleh sinergi para pemangku kepentingan seperti Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) dalam perhelatan 4th Indonesian Fintech Summit (IFS) 2022 pada tanggal 10-11 November 2022 di Bali.
Mengusung tema tentang daya tahan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas keuangan yang sejalan dengan momentum G20 dan B20, 4th IFS 2022 merupakan salah satu rangkaian acara Bulan Fintech Nasional (BFN) pada 11 November hingga 12 Desember 2022.
Rangkaian momentum ini diawali dengan Hari Fintech Nasional di tanggal 11 November, berbagai kegiatan edukasi finansial di www.fintechsummit.co.id, sampai puncak acara di BFN Expo dan Closing Ceremony pada 11-12 Desember di Yogyakarta.
Director of External Affairs Pluang, Wilson Andrew menekankan momentum Bulan Fintech Nasional dan kontribusi investor ritel bagi perkembangan ekosistem keuangan digital.
"Semakin banyak investor ritel domestik di pasar keuangan akan meningkatkan kedalaman pasar keuangan sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional dari berbagai tekanan. Pluang menyadari pertumbuhan investor ritel di berbagai kelas aset, khususnya platform investasi multi-aset, merupakan hasil sinergi perluasan akses layanan keuangan digital antar instansi pemerintah, asosiasi bisnis dan pelaku industri," kata Wilson dalam keterangan resminya, Jumat, 11 November 2022.
"Rangkaian acara Bulan Fintech Nasional menjadi momentum bagi berbagai pemerintah, asosiasi dan pelaku industri untuk memperkuat industri fintech serta mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional," sambungnya.
Pluang sebagai platform investasi multi-aset telah memfasilitasi inovasi-inovasi digital di platform investasi, seperti modal awal yang rendah, biaya transaksi terjangkau dan berintegrasi dengan platform pembayaran digital, yang berdampak positif pada pertumbuhan segmen investor ritel di Indonesia.
Hingga akhir Mei 2022, jumlah investor ritel di pasar modal telah mencapai 8,86 juta dan menunjukkan peningkatan sebanyak 18,29 persen (ytd).
Besarnya mayoritas investor ritel muda di Indonesia dapat mendukung sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru dan mendukung stabilitas pasar keuangan domestik di masa pemulihan ekonomi ini dari berbagai guncangan eksternal.
Di saat yang bersamaan, OJK juga baru merilis hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 yang menunjukkan tren menggembirakan.
Hasil survei tiga tahunan ini menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia 49,68 persen, menunjukkan peningkatan dari angka tahun 2019 di 38,03 persen.
Semakin banyak masyarakat yang memahami produk jasa keuangan dan peningkatan ini terjadi selama pandemi Covid-19, di mana masyarakat memiliki lebih banyak waktu luang akibat pembatasan mobilitas.
Kondisi pandemi juga memaksa masyarakat untuk beralih orientasi ke instrumen investasi alternatif yang memiliki imbal balik lebih tinggi, mengingat tingkat suku bunga yang rendah selama 2019-2021.
Wilson juga menegaskan bahwa integrasi konten di aplikasi investasi juga berperan penting dalam membuka akses edukasi finansial.
"Pelaku industri perlu mengambil inisiatif lebih dari sekedar penyedia kanal investasi dan edukasi karena adanya gap besar pada akses edukasi finansial untuk investor ritel. Kebanyakan dari investor ritel tidak terekspos dengan akses edukasi investasi di usia dini sehingga berkontribusi pada tingkat literasi keuangannya di masa datang. Studi World Economic Forum 2022 menyebutkan bahwa lebih dari setengah investor ritel global baru mempelajari investasi ketika memasuki dunia kerja dan kurang dari 10 persen responden yang mempelajari investasi dari bangku sekolah," ujarnya.
Investor ritel yang berdaya perlu memiliki tiga hal, kemampuan untuk mengakses layanan keuangan, kesempatan untuk mempelajari aset-aset investasi sesuai profil risiko keuangannya dan kepercayaan pada penyedia jasa keuangan digital beserta ekosistem di sekitarnya.
"Kepercayaan pada platform fintech, seperti tema Bulan Fintech Nasional 2022 yaitu #MajuBersamaFintech, dapat dipupuk dengan menjadi mitra investasi yang dapat diandalkan. Platform investasi dituntut bukan hanya memberikan informasi-informasi umum tentang kondisi pasar dan investasi, tetapi mengombinasikan edukasi dan saran-saran investasi yang praktikal untuk membangun aset finansial tanpa menjadi tendensius dan menjerumuskan investor," ucap Wilson.[]