Jakarta - Jumlah keluarga berisiko stunting di Indonesia tahun ini sebanyak 11.349.212.
Hal itu diungakap Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, jumlah itu menurun hingga 1,77 juta dari tahun sebelumnya.
Data ini berdasarkan angka pada semester pertama dan kedua 2023.
Pada semester pertama, data BKKBN menunjukkan setidaknya 13.123.418 keluarga berisiko stunting dan semester kedua turun menjadi 11.349.212 keluarga
Dari data Keluarga Berisiko Stunting Tahun 2023 dari BKKBN, jumlah entitas keluarga yang tercatat di seluruh Indonesia pada 2023 sebanyak 72.516.889 kepala keluarga.
"Kalau data tidak pernah membuat Anda gembira, tidak pernah membuat Anda itu cemas, tidak pernah membuat Anda itu khawatir, berarti data itu tidak hidup," kata Hasto Wardoyo, Selasa 28 November 2023.
Dia menambahkan, jumlah yang turun ini tak bisa dibiarkan.
Penyebabnya, dalam data pada 1 September 2023 hingga 31 Oktober 2023, data terbaru BKKBN yang melaksanakan verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting, jumlah berisikonya pun tinggi.
Untuk mengurangi risiko stunting, Badan Pangan Nasional menyebut selama 2023 pihaknya telah memberikan bantuan ayam dan telur totalnya 2.837.212 ayam dan telur.
"Untuk tahun 2024, datanya juga masih 1,4 juta Keluarga Berisiko Stunting, yang ada di tujuh provinsi prioritas, yang pertama adalah Banten, kemudian Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Sulawesi Barat, dan Sumatera Utara," ujar Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.
Arief mengatakan negara mengambil posisi untuk memberikan bantuan pangan kepada masyarakatnya yang memang memerlukan.
Bappanas dengan Kementerian Kesehatan mengampanyekan konsumsi B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman).
Ia juga berpesan agar tidak boros pangan dan bijak dalam berbelanja.