News Kamis, 08 September 2022 | 18:09

Ferdinand Hutahaean Sebut Edy Rahmayadi Lemah Tak Segarang Wajahnya

Lihat Foto Ferdinand Hutahaean Sebut Edy Rahmayadi Lemah Tak Segarang Wajahnya Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. (Foto: Twitter)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Aktivis media sosial Ferdinand Hutahaean menyebut Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi lemah tak segarang wajahnya.

Disampaikannya lewat cuitan di Twitter @FerdinandHutah4 pada Kamis, 8 September 2022. Dalam cuitannya, Ferdinand turut melampirkan tangkapan layar sebuah berita media online berjudul `Harga BBM Naik, Gubernur Edy Rahmayadi: Jangankan Rakyat, Saya Saja Gubernur Berat`.

"Lemahhh..!! Tak segarang wajahnya..!!" tandas Ferdinand di akun Twitternya, dilihat dan dikutip Opsi. 

Dia kemudian mengimbau warga Sumatra Utara untuk tidak memilih kembali Edy Rahmayadi kalau masih maju sebagai gubernur dalam Pilkada 2024 mendatang.

"Saya himbau nanti warga Sumut jangan pilih lagi orang ini kalau masih mencalonkan diri jadi Gubernur Sumut. Merendahkan kegarangan dan kehebatan orang Sumut nih..!!" tukas eks politisi Partai Demokrat itu.

Dilansir dari CNN Indonesia, Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi mengaku dapat memaklumi adanya aksi demo di sejumlah daerah menyusul kenaikan harga BBM bersubsidi. 

Kata dia, kenaikan harga BBM membuat harga bahan pokok ikut melonjak.

"Yang pastinya rakyat berat. Jangankan rakyat, gubernur saja berat ini," ucap Edy di gedung DPRD Sumut, Medan pada Rabu, 7 September 2022.

Hanya saja kata dia, kenaikan harga BBM ini harus disikapi dengan kepala dingin dan tak ingin menyalahkan aksi demo masyarakat menolak kebijakan itu.

"Ini harus kita sikapi dengan kepala dingin. Positive thinking, saya tahu rakyat ini resah dan demo. Saya tidak menyalahkan itu. Saya harus pasti apa ini sebenarnya. Dan langkah-langkah apa saja saya lakukan selaku Gubernur Sumatra Utara," tutur dia. 

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengumumkan pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu, 3 September 2022 di Istana Merdeka, Jakarta.

Baca juga:

Erick Thohir Minta Rakyat Tak Bandingkan RI dengan Negara yang Jual BBM Murah

Pengalihan subsidi BBM tersebut bertujuan agar subsidi yang diberikan pemerintah menjadi lebih tepat sasaran.

Karena menurut dia, lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu, yaitu pemilik mobil-mobil pribadi. 

"Mestinya, uang negara itu harus diprioritaskan untuk memberikan subsidi kepada masyarakat yang kurang mampu,” katanya.

Di tengah lonjakan harga global, pemerintah telah berupaya untuk menekan harga BBM agar tetap terjangkau oleh masyarakat. 

Anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 pun telah meningkat tiga kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun.

Dengan pengalihan subsidi BBM ini, pemerintah menambahkan bantalan sosial bagi masyarakat. Pertama, Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM dengan total sebesar Rp 12,4 triliun.

“Diberikan kepada 20,65 juta keluarga yang kurang mampu, sebesar Rp150 ribu per bulan, dan mulai diberikan bulan September selama empat bulan,” ujar Presiden.

Pemerintah juga menyalurkan Bantuan Subsidi Gaji/Upah (BSU) dengan alokasi anggaran sebesar Rp 9,6 triliun yang diperuntukkan bagi 16 juta pekerja.

Pemerintah daerah juga diminta menggunakan dua persen Dana Transfer Umum (DTU) sebesar Rp 2,17 triliun untuk bantuan angkutan umum, bantuan ojek online, dan untuk nelayan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan mengenai penyesuaian harga BBM bersubsidi yang telah ditetapkan pemerintah.

Sejak 3 September 2022, harga pertalite yang sebelumnya Rp 7.650 per liter disesuaikan menjadi Rp 10.000 per liter.

Harga solar bersubsidi yang sebelumnya Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Selain itu, harga pertamax (nonsubsidi) juga mengalami penyesuaian, dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya