News Kamis, 13 Oktober 2022 | 16:10

Ini yang Membuat AHY Sulit Diduetkan Sebagai Cawapresnya Anies Baswedan

Lihat Foto Ini yang Membuat AHY Sulit Diduetkan Sebagai Cawapresnya Anies Baswedan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. (Foto: Twitter)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Pengamat politik Yunarto Wijaya menilai ada hambatan tersendiri jika Anies Baswedan diduetkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebagai cawapres.

"Kalau dipaksakan menjadi deklarasi Anies-AHY, menurut saya itu tidak mudah. Tidak mudah buat NasDem dan PKS," kata pria yang karib disapa Toto itu dalam bincang di kanal YouTube Helmy Yahya Bicara pada Rabu, 12 Oktober 2022.

Menurut dia, jika tiga parpol yang disebut berpeluang membangun koalisi mengusung Anies, yakni NasDem, Demokrat, PKS sudah sepakat soal capresnya adalah Anies Baswedan yang dikenal sebagai simbol oposisi, pertanyaan akan muncul soal siapa yang menjadi cawapres.

"Kalau cawapresnya adalah ketum dari salah satu partai itu dalam hal ini adalah Ketua Partai Demokrat rugi dong NasDem sama PKS, gitu kan efek ekornya. Cuma satu partai dong gitu kan dan itu yang menurut saya, saya meyakini NasDem dan PKS tidak akan setuju. Jadi halangan pertama kalau Demokrat memaksakan AHY untuk menjadi cawapres," katanya. 

Blok Kandidat

Sementara itu, Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon memetakan lahirnya dua kandidat calon presiden yang akan bertarung di Pilpres 2024.

Dia menyebut, ada dua kandidat ideal. "Pilpres ideal 2024 itu menurutku lahirnya kandidat dari blok lanjutkan dan perubahan," kata Jansen yang diungkapnya melalui cuitan di akun Twitter @jansen_jsp, Kamis, 13 Oktober 2022.

Baca juga:

Survei SMRC: Nonmuslim Pemilih Anies Hanya Separuh dari Pemilih Ganjar Pranowo

Dia menggambarkan bahwa blok lanjutkan melalui kandidatnya mempertahankan apa yang terbaik dilakukan pemerintahan saat ini.

Di sisi lain, blok perubahan melalui kandidatnya menegaskan harus dilakukan perbaikan di sana sini. 

"Lanjutkan melalui kandidat terbaiknya mempertahankan semua yang dilakukan pemerintahan sekarang baik-baik saja. Perubahan lewat jagonya mendakwa ini harus diperbaiki dll. Jadi kontras. Biar rakyat yang milih," katanya.

Jansen mengkritik, jika yang terjadi kemudian yang berkontestasi di Pilpres 2024 adalah “all kekuasaan final”, yakni semua kandidat dari blok pemerintahan/lanjutkan, untuk apa pemilu.

Disebutnya, jika blok kekuasaan percaya diri dengan kerja-kerja selama ini yang diklaimnya bagus dll, justru seharusnya mendorong lahir kandidat dari blok perubahan. "Ngapain takut toh pasti akan kalah kan," sindirnya.

"Jadi silakan blok lanjutkan pilih kandidatnya yang paling kuat dan terbaik untuk dimajukan. Stok namanya kan sudah banyak itu. Demikian juga perubahan lakukan hal sama. Melalui jago masing-masing biar kedua ide kontras ini diadu di Pilpres. Kita lihat perubahan atau lanjutkan yang dipilih rakyat," tandas dia. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya