News Sabtu, 31 Mei 2025 | 10:05

JAMSU Kecam Teror kepada Pejuang Lingkungan di Sumut

Lihat Foto JAMSU Kecam Teror kepada Pejuang Lingkungan di Sumut Paket kiriman burung mati ke kediaman Delima Silalahi di Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara pada Jumat, 30 Mei 2025. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Medan - Jaringan Advokasi Masyarakat Sipil Sumatera Utara (JAMSU) mengecam tindakan teror berupa paket bangkai burung yang ditujukan kepada Delima Silalahi.

Delima adalah aktivis perempuan yang vokal dalam menyuarakan perjuangan masyarakat adat dan petani yang haknya dirampas oleh PT Toba Pulp Lestari.

Pada tanggal 30 Mei 2025 pukul 08.30 WIB, Delima mendapat paket dari orang yang tidak dikenal dan tidak diketahui kapan paket ini diantarkan.

Setelah dibuka, ternyata paket tersebut berisi bangkai burung dengan darah yang sudah mengering.

JAMSU sampaikan bahwa pengiriman paket bangkai hewan merupakan simbol intimidasi atas kerja-kerja aktivisme yang dilakukan oleh Delima yang vokal dan tegas menyuarakan Tutup TPL.

Teror yang ditujukan kepada aktivis perempuan dan juga pejuang lingkungan ini adalah salah satu bentuk pembungkaman bukan hanya karena profesinya akan tetapi juga karena gendernya.

"Ini merupakan bentuk teror terhadap aktivis perempuan pejuang lingkungan merupakan kekerasan berbasis gender oleh karenanya negara harus hadir memastikan perlindungan kepada pejuang lingkungan.

Oleh karenanya tindakan teror ini harus diusut tuntas oleh aparat kepolisian secara tuntas dan transparan." ujar Juniaty Aritonang, Sekretaris Eksekutif BAKUMSU dalam rilisnya, Jumat, 30 Mei 2025.

Sebelumnya pada tanggal 26 Mei 2025, beberapa orang yang mengatasnamakan Gerakan Masyarakat-Buruh Bersatu melakukan aksi untuk mendukung operasional PT TPL.

Dengan salah satu tuntutannya adalah untuk menangkap Delima Silalahi, Roganda Simanjuntak, dan Rocky Pasaribu.

JAMSU melihat ini bukan hanya kerjaan orang iseng tapi sangat berkaitan erat dengan kerja-kerja Delima.

"Tidak boleh ada teror dan ancaman bagi pejuang rakyat, jika itu terjadi masyarakat akan bergerak mendukung pencari keadilan. Buat teman-teman KSPPM yang sedang berjuang membela rakyat, tetaplah semangat dan maju terus pantang mundur untuk menyuarakan tutupTPL" ujar Rusdiana Adi, Direktur BITRA Indonesia.

Isu #tutuptpl kembali berkumandang setelah Ephorus HKBP Pdt Dr Victor Tinambunan menyuarakan keberpihakannya kepada masyarakat dengan tegas di media sosialnya dan media massa.

Hal ini menghidupkan kembali semangat para pejuang lingkungan dan masyarakat sekitaran Danau Toba untuk terus menyuarakan isu ini.

Pada 27 Mei 2025, masyarakat, mahasiswa dan pejuang lingkungan yang tergabung dalam Aliansi Gerak Tutup TPL mengadakan aksi seruan TutupTPL di kota Tarutung, Tapanuli Utara.

Sejak puluhan tahun yang lalu, PT TPL terus melakukan kekerasan kepada masyarakat adat.

Seperti berita yang masih hangat kita dengar bagaimana Sorbatua Siallagan dan Jonny Ambarita yang sampai hari ini masih dalam proses hukum melawan PT TPL. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya