News Sabtu, 17 Agustus 2024 | 13:08

Jokowi Kenakan Pakaian Adat Asal Kutai di Upacara HUT ke-79 RI: Keagungan dan Spiritualitas

Lihat Foto Jokowi Kenakan Pakaian Adat Asal Kutai di Upacara HUT ke-79 RI: Keagungan dan Spiritualitas Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi mengenakan pakaian adat Kustim asal Kutai, Kalimantan Timur (Kaltim) di HUT ke-79 RI, Sabtu, 17 Agustus 2024.(Foto:Istimewa)

Jakarta - Pada Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi di Ibu Kota Negara (IKN), Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi mengenakan pakaian adat Kustim asal Kutai, Kalimantan Timur (Kaltim), Sabtu, 17 Agustus 2024.

Pilihan busana ini bukan sekadar estetika, tetapi sebuah pernyataan kuat tentang penghargaan terhadap salah satu warisan budaya paling berharga di Nusantara.

Pakaian adat Kustim juga sebuah simbol yang mencerminkan identitas dan kejayaan masyarakat Kutai.

Dikenal sebagai salah satu kerajaan tertua di Nusantara, Kutai tidak hanya meninggalkan jejak sejarah melalui artefak dan prasasti, tetapi juga melalui busana yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Asal-Usul Kustim: Dari Keagungan Hingga Spiritualitas

Kustim memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Kutai. Nama "Kustim" berasal dari bahasa lokal yang berarti "keindahan" atau "keagungan."

Pada masa kejayaan Kerajaan Kutai Kartanegara, pakaian ini dikenakan oleh bangsawan dalam berbagai upacara adat penting, seperti penobatan raja, pernikahan, dan ritual keagamaan.

Setiap jahitan dan motif pada Kustim mengandung filosofi yang mencerminkan hubungan erat antara manusia dengan alam dan spiritualitas.

Bahan dasar kain tenun yang digunakan dalam Kustim melambangkan kelimpahan dan kesuburan tanah Kutai. Motif-motif alam yang menghiasi pakaian ini bukanlah sekadar ornamen, melainkan simbol keberkahan yang dianugerahkan kepada masyarakat Kutai.

Warna-warna kuat seperti merah dan hitam menggambarkan keberanian dan kekuatan, sementara ornamen emas yang menghiasi pakaian ini menunjukkan status sosial tinggi dan kejayaan para pemakainya.

Kustim adalah manifestasi nyata dari kejayaan Kerajaan Kutai. Sebagai salah satu kerajaan tertua di Indonesia, Kutai memanfaatkan pakaian ini sebagai simbol status, kekayaan, dan kebesaran leluhur.

Setiap detail pada pakaian ini dirancang untuk memancarkan keanggunan dan keindahan, dua kualitas yang sangat dihargai dalam budaya Kutai.

Selain itu, Kustim juga melambangkan kesuburan dan kelimpahan, nilai-nilai yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Kutai yang agraris.

Motif bunga, daun, dan hewan yang sering terlihat pada pakaian ini bukan hanya estetika, tetapi simbol harapan dan doa agar alam tetap memberikan hasil yang melimpah.

Peran Kustim dalam Kehidupan Modern

Meski telah melewati berbagai zaman, pakaian adat Kustim tetap bertahan dan terus digunakan dalam berbagai upacara adat di Kutai, seperti Festival Erau yang merayakan kebudayaan Kutai.

Tidak hanya dalam konteks tradisional, Kustim juga mendapatkan tempat dalam acara-acara resmi pemerintah dan budaya, menegaskan identitas Kutai di tengah modernitas.

Dalam era yang semakin global ini, desainer lokal mulai mengembangkan Kustim agar tetap relevan dengan tren fashion masa kini, tanpa mengurangi nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Hal ini menunjukkan bahwa Kustim tidak hanya menjadi warisan masa lalu, tetapi juga bagian penting dari identitas masyarakat Kutai yang terus berkembang.

Pakaian adat Kustim adalah lebih dari sekadar busana. Ia adalah simbol kebanggaan dan identitas masyarakat Kutai, sebuah pengingat akan kejayaan leluhur yang terus dijaga dan dilestarikan hingga hari ini.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya