News Senin, 23 Mei 2022 | 17:05

Jokowi: Penanganan Pandemi dan Kesenjangan Vaksinasi di Asia-Pasifik Harus Ditutup!

Lihat Foto Jokowi: Penanganan Pandemi dan Kesenjangan Vaksinasi di Asia-Pasifik Harus Ditutup! Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (foto: Opsi/YouTube Sekretariat Presiden).

Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan, penanganan pandemi Covid-19 harus terus dilanjutkan dan kesenjangan vaksinasi di kawasan Asia-Pasifik harus ditutup.

Dalam catatan Jokowi, kawasan Asia-Pasifik memiliki negara dengan pencapaian vaksinasi tertinggi sekaligus terendah di dunia. Menurutnya, keberhasilan vaksinasi inilah yang akan menentukan reaktivasi ekonomi nasional dan konektivitas dengan perekonomian dunia.

Presiden pun mempercayai United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) dapat mendukung terbentuknya jaringan fasilitas produksi dan distribusi vaksin regional.

"Sekaligus mengatasi tantangan logistik dan mempersingkat rantai pasok" kata Presiden Jokowi dalam sambutannya pada acara UNESCAP di kanal YouTube Sekretariat Presiden, dikutip Opsi, Senin, 23 Mei 2022.

Kemudian, pendanaan untuk akselerasi Sustainable Development Goals (SDGs) harus diperkuat. Sebab, IDB memperkirakan kebutuhan US$ 1,5 triliun tiap tahunnya untuk memastikan SDGs tercapai di Asia Pasifik tahun 2030. Sementara, ketersediaan pendanaan global hanya US$ 1,4 triliun.

"Kesenjangan besar ini harus ditutup. Investasi sektor swasta harus didorong meskipun Asia-Pasifik merupakan kawasan terbesar bagi penanaman modal asing inbound dan outbound. Namun, nilai investasi ke kawasan sendiri masih kecil," katanya.

Maka itu, ujar Jokowi, UNESCAP perlu mendorong penguatan investasi intra kawasan Asia-Pasifik dan mendukung kemudahan berusaha, promosi, dan bisnis matching di antara negara anggota.

Menurutnya, pendanaan inovatif perlu terus dimajukan, juga kolaborasi UNESCAP dan lembaga pendanaan lainnya sangat diharapkan kawasan Asia-Pasifik.

"Indonesia sendiri memajukan berbagai pendanaan inovatif termasuk SDGs Indonesia one, green sukuk, dan ekonomi karbon," ucapnya.

Selanjutnya, kata Jokowi, sumber-sumber pertumbuhan baru harus diperkuat. Sebab, digitalisasi pemberdayaan UMKM dan pertumbuhan hijau adalah masa depan bersama di Asia-Pasifik.

"Optimalisasi digitalisasi perdagangan akan memangkas biaya perdagangan di kawasan setidaknya 13%, akses UMKM pada finansial inclusion dan rantai pasok kawasan perlu didorong dukungan bagi upaya pertumbuhan hijau sangat diperlukan, termasuk transisi energi dan kapasitas pajak perlu harus diperkuat termasuk carbon tax," tuturnya.

Jokowi menekankan, Presidensi G20 ini akan dimanfaatkan Indonesia untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang, terutama bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi.

"Kami berterima kasih atas dukungan dan kontribusi UNESCAP dalam upaya ini, dengan bekerja bersama kita dapat mempercepat pemulihan kawasan dan dunia menuju masa depan berkelanjutan. Recover together, recover stronger," kata Jokowi. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya