Mamuju - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno rencananya akan mengunjungi Rumah Tenun Sekomandi Ulukarua setibanya di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).
Rumah Tenun Sekomandi Ulukarua sendiri berada di Desa Bambu, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulbar.
Sandiaga Uno dijadwalkan akan mendarat di Bandar Udara (Bandara) Tampa Padang, Mamuju, Sulbar, sore ini.
Pada jadwal kunjungannya, Sandiaga Uno pertama kali akan mengunjungi Rumah Tenun Sekomandi Ulukarua.
Untuk diketahui, Sekomandi merupakan salah satu kain tenun ikat yang memiliki corak dan pola yang unik dan khas. Pola atau corak ini digadang-gadang merupakan salah satu corak pola tertua di dunia.
Para antropologi menyebut, pola desain Sekomandi sendiri Sah Hyun Kalanay, yang mulai tersebar ke seluruh Asia dan Oceania sejak abad pertama masehi.
Tenun ikat Sekomandi diperkirakan mulai diproduksi oleh masyarakat adat di wilayah Kalumpang, yang kini tersebar di Kecamatan Bonehau dan Kecamatan Kalumpang, Mamuju, Sulbar.
Sekomandi oleh masyarakatnya dahulu dipakai untuk acara adat seperti ritual, pesta pernikahan, alat tukar atau barter, seserahan mempelai pengantin dan lain sebagainya.
Sekomandi sendiri, berasal dari dua kata dalam bahasa Kalumpang yakni "Seko" yang berarti persaudaraan atau kekeluargaan dan "Mandi" yang memiliki arti kuat dan erat.
Proses pembuatan tenun Sekomandi dimulai dengan pemintalan benang dari biji pohon kapas, kadang juga menggunakan kapuk.
Benang-benang yang sudah terpintal tersebut kemudian diberi warna sesuai pesanan. Dahulu pemberian warna pada benang sekomandi menggunakan pewarna alami.
Warna umum yang terdapat pada tenun sekomandi yakni warna hitam, merah, putih dan kuning.
Seiring perkembangan zaman, Sekomandi kini mulai menggunakan pewarna tekstil untuk mendapatkan warna yang lebih terang dan bervariasi.
Usai Pemintalan dan pewarnaan benang, para penenun kemudian mulai membuat kain yang memiliki corak dan motif garis beraturan, mulai dari model perisai, jajaran jenjang, hingga bentuk yang menyerupai orang-orangan dan kepiting.
Proses pembuatannya sendiri bisa sampai berbulan-bulan tergantung dari ukuran dan motifnya. Kain dengan ukuran yang besar dengan motif yang rumit serta warna yang beragam bisa memakan waktu hingga setahun lebih.
Harganya pun variatif, mulai dari kisaran ratusan hingga jutaan rupiah. Selain dijual langsung sebagai souvernir, tenun Sekomandi juga kerap dipesan dengan warna dan motif khusus. []