News Selasa, 12 April 2022 | 21:04

Pimpinan MPR: Ideologi Kekerasan Atas Nama Agama Sudah Menyusup ke Indonesia

Lihat Foto Pimpinan MPR:  Ideologi Kekerasan Atas Nama Agama Sudah Menyusup ke Indonesia Wakil Ketua MPR RI sekaligus Anggota Komisi X DPR RI Ahmad Basarah. (foto: ist).

Jakarta - Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah mengaku prihatin ideologi kekerasan atas nama agama yang ternyata sudah menyusup ke Indonesia.

Basarah mengungkapkan hal itu mengingat adanya sejumlah massa yang mengeroyok pegiat media sosial Ade Armando, sembari meneriakkan kalimat tauhid `laa ilaaha illallah` dan Allahu Akbar.

"Jika dibiarkan, ideologi ini sangat berbahaya. Penganut ideologi ini selalu menjadikan sentimen agama sebagai tameng perjuangan politik mereka. Mereka membangun narasi perlawanan terhadap lawan-lawan politik dengan mengeksploitasi kalimat tauhid atau teriakan Allahu Akbar untuk membangkitkan solidaritas perkawanan dan perlawanan mereka," kata Basarah di Jakarta, Selasa, 12 April 2022.

Menurutnya, semua elemen masyarakat dan lembaga negara yang menghendaki tereleminasinya ideologi kekerasan dan radikalisme di Indonesia tidak boleh tinggal diam menghadapi kenyataan ini.

Dia menegaskan, tindakan cepat harus dilakukan. Sebab, lanjutnya, bukan hanya Ade Armando, siapa saja yang dianggap berlawanan dengan pikiran, misi, dan tujuan mereka bisa jadi korban vandalisme mereka.

"Untuk itu polisi harus tegas dan cermat dalam mengusut kasus ini. Siapa dalang di balik kasus yang mencemarkan demokrasi ini harus segera terbongkar. Dari situ, aparat dapat bekerja lebih mudah mencari akar masalah," ujar Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu.

Dosen Universitas Islam Malang ini berpandangan, ada kelompok tertentu dalam sejarah Islam yang kerap menggunakan ideologi kekerasan atas nama agama.

Biasanya mereka cenderung menganggap semua lawan politik bersalah dan harus dibunuh atas nama Allah. Untuk itu, kalimat suci `laa ilaaha illallaah` dan `Allahu Akbar` bisa dengan mudah mereka selewengkan demi mencapai kepentingan sesaat mereka.

"Jika mau jujur, mereka yang terlibat adu argumentasi dengan Ade Armando adalah tipe kelompok Islam berpikiran pendek itu. Mereka tak mau diajak berdiskusi ilmiah dan cenderung ingin menang sendiri. Diajak diskusi baik-baik mereka malah meneriakkan kata munafik dan pengkhianat, lalu menyerang fisik," tuturnya.

Ketua DPP PDI Perjuangan ini mengajak semua elemen bangsa untuk bersama-sama menghadapi predator demokrasi yang membawa ideologi kekerasan atas nama agama itu.

Atas nama agama, sambungnya, mereka bisa menyerang siapa saja dengan satu keyakinan bahwa mereka bakal masuk surga yang mereka yakini sebagai ganjarannya.

"Saya tidak yakin kasus Ade Armando ini terjadi secara kebetulan. Para pelakunya sangat ideologis, kompak menyerang saat di lapangan. Jika benar kasus ini bukan kebetulan, polisi harus mengungkap jaringan kekerasan yang menjadi musuh demokrasi ini, sampai ke akar-akarnya, tanpa pandang bulu," katanya.

Lebih lanjut, dia menyebut masyarakat beradab termasuk para mahasiswa yang berdemonstrasi seharusnya mengecam tindakan barbar yang hampir membunuh Ade Armando itu.

Menurutnya, para mahasiswa mestinya menunjukkan sikap solidaritas kemanusiaannya kepada Ade Armando, sebab tujuan mulia mereka melakukan demonstrasi telah diselewengkan dan dirusak oleh kelompok anti demokrasi.

"Citra mahasiswa jadi rusak. Saya tidak yakin ada mahasiswa yang mau mengeroyok dosen mereka sendiri di tengah jalan. Kalau mereka yakin ini bukan tindakan mahasiswa, seharusnya para mahasiswa juga protes dan menuntut agar kasus ini diusut tuntas agar jelas apakah demonstrasi mereka ditunggangi pihak tertentu atau tidak," ucap Ahmad Basarah.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya