Daerah Senin, 25 September 2023 | 06:09

Pj Gubernur Sulsel Ingin Jadikan Wajo Sebagai Penghasil Pisang Terbesar di Indonesia

Lihat Foto Pj Gubernur Sulsel Ingin Jadikan Wajo Sebagai Penghasil Pisang Terbesar di Indonesia Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin (Baju putih saat mengunjungi Kabupaten Wajo, Minggu 24 September 2023. (Foto: Opsi/Ist)
Editor: Rio Anthony

Wajo - Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, melakukan kunjungan kerja ke daerah transmigrasi di Desa Paselloreng, Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo, Minggu, 24 September 2023.

Ia hadir untuk mensosialisasikan Gerakan Gemar Menanam Pisang, dan berdialog bersama warga untuk peningkatan kesejahteraan.

Hadir Bupati dan Wakil Bupati Wajo, pimpinan PT Perkebunan Nusantara PN XIV, Danrem 141/Toddopuli, Camat dan Lurah di Kecamatan Gilireng.

Dia menargetkan 5.000 hektar lahan di Kabupaten Wajo bisa ditanami pisang.

"Saya mendorong ketahanan pangan kita melalui budidaya pisang. Di Wajo itu ada 5.000 hektar. Saya target 100.000 hektar bisa ditanam satu tahun ke depan. Karena ini bisa menjadi sumber penghasilan masyarakat, tetapi belum dibudidayakan," kata Bahtiar.

Adapun dalam satu hektar terdiri dari 1.500-2.000 pohon pisang.

Dalam 100.000 hektar lahan, bisa menghasilkan 200 juta pohon. Bibit sendiri akan disediakan Pemprov Sulsel.

Begitu banyak lahan tidak produktif. Di Sulsel luas lahan 6,7 juta hektar, yang ditanami 1,7 juta hektar. Selebihnya tidak produktif.

Ia berharap lahan pribadi, perusahaan, lembaga negara, juga lahan transmigrasi yang tidak produktif dapat ditanami.

Selain itu, Sulsel akan mencontoh Lampung dengan produksi pisang dan nenasnya yang juga dapat menumbuhkan sektor peternakan.

Karena tersedianya makanan ternak dari sisa limbah pisang dan nenas yang dijadikan pakan.

Ia memberikan contoh bahwa budidaya pisang di Lampung yang dilakukan PT Great Giant Food dengan luas 32.000 hektar, revenuenya pertahun Rp5 triliun.

Nenasnya Rp 3 triliun. Serta ternak sapi 20.000 ekor. Bahkan perusahaan tersebut baru menyuplai 1 persen dari permintaan 65 negara.

"Nilai ekonominya juga tinggi. Selain sebagai makanan budaya, setiap kegiatan dengan sajian makanan selalu ada pisang. Secara kultural ini adalah tanaman budayanya Sulsel," ungkapnya.

Ia kemudian membandingkan nilai ekonomi antara tebu dan pisang. Tebu 1 hektar menghasilkan Rp 104 juta rupiah tetapi nilai produksinya Rp 78 juta.

Dengan keuntungan Rp 26 juta per hektar. Sedangkan pisang Rp 32-36 juta per hektar.

"Padahal nilai keekonomiannya per hektar Rp36 juta. Masyarakat kita perlu diajari membudidayakan," jelasnya.

Dengan dukungan Bupati dan jajaran, serta TNI Polri, Bahtiar minta digerakkan setahun ke depan. Ia yakin bahwa program menanam pisang ini sukses.

Sehingga diharapkan Sulsel menjadi produsen pisang terbesar di Indonesia.

"Saya ingin menjadikan Sulsel provinsi pisang," ucapnya.

Ia berharap terdapat 1 miliar pohon pisang di Sulsel. Sehingga dengan target jumlah yang besar, maka akan menciptakan lingkungan yang baik di industri karena produksi dan panen yang selalu tersedia dan permintaan yang dapat terpenuhi.

"Dengan jumlah banyak, industrinya akan tumbuh," katanya. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya