Jakarta - Politisi Partai Demokrat Benny Kabur Harman menyentil para buzzers bayaran yang berselancar di media sosial, yang disebutnya membuli pengkritik kekuasaan dengan memainkan isu identitas.
"Ada satu ciri pasukan buzzers bayaran, kalo sudah tidak punya argumentasi lagi karena isi kepala kosong, mereka membuli para pengkritik kekuasaan dengan memainkan isu identitas," cuit Benny lewat akun Twitter, Selasa, 15 Februari 2022.
"Menstigma lawan politik dengan antipancasila dan kadrun padahal diri sendiri ndak ngerti Pancasila," imbuhnya.
Lewat akun @BennyHarmanID, dia kemudian menyebut, "Begitu sang raja disentil, banyak buzzers muncul bak cendawan di musim hujan dari dalam gua hantu," katanya lagi.
"Setiba di luar gua pada kaget dan mata gelap lalu tabrak sana sini karena tidak kuat menatap sinar mata hari terbit. Kuasa mamon saatnya lumpuh menghadap kuasa rakyat," begitu tulisnya.
BACA JUGA: buzzer">Benny K Harman: Musuh Besar Pers adalah Buzzer
Sebelumnya juga, masih soal buzzer, anggota Komisi III DPR RI itu menyebut ada 3 kelompok buzzer.
"Ke-1, kelompok untuk membuli lawan politik dan para pengkritik kekuasaan; ke-2, kelompok untuk membela dan memuji kekuasaan; ke-3, kelompok buzzer untuk menjelek-jelekkan tokoh tertentu. Atas semua itu ada fee loh setiap bulannya. Ini lahan kerja baru," sindirnya.
Pada saat hari pers nasional, 9 Februari 2022 lalu, Benny juga sempat melontarkan cuitannya soal buzzer yang dia sebut sebagai musuh utama pers.
"Musuh utama pers ialah buzzer-buzzer yang memonopoli kebenaran dan menebar kebencian, menabur hoaks, dan memproduksi berita-berita palsu," tulis Benny lewat akun Twitter dilihat Rabu, 9 Februari 2022.
"Mereka sembunyikan identitas, mengemban tugas utama membuli para pengkritik kekuasaan. Mari bersatu perangi buzzers yg memecah belah bangsa," imbuh Benny.
Sebelumnya dia juga menulis, bahwa hari ini diperingati hari pers nasional. "Kita topang kebebasan pers dan kita kawal agar tidak disalahgunakan a/n kebebasan. Kebebasan pers diperlukan untuk mengungkap dan mewartakan kebenaran. Rakyat ingin kebenaran diungkap, yang takut akan kebenaran adalah penguasa," tukasnya. []